Venue Renang Outdoor Tokyo Mengeluarkan Aroma Bau Menyengat, Tinggal Beberapa Hari Jelang Olimpiade Digelar

- 16 Juli 2021, 08:01 WIB
Hanya tinggal beberapa hari menjelang Olimpiade digelar, venue renang outdoor Tokyo mengeluarkan aroma bau menyengat.
Hanya tinggal beberapa hari menjelang Olimpiade digelar, venue renang outdoor Tokyo mengeluarkan aroma bau menyengat. /NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Dalam waktu kurang dari dua pekan, perenang Olimpiade akan menyelam ke Teluk Tokyo untuk bersaing dalam triathlon. Bagi penduduk yang tinggal di sekitar pantai, itu adalah ide yang tidak menarik karena meskipun sudah ada upaya pembersihan, air teluk tetap mengeluarkan bau.

Teluk Tokyo dikenal karena garis pantainya yang dipenuhi gedung pencakar langit yang berkilau dan Jembatan Pelangi yang ikonik, lanskap futuristik dipilih atas permintaan dari organisasi olahraga internasional, menurut Komite Penyelenggara Tokyo 2020. Namun menjelang pertandingan, masalah mulai muncul.

Pada Agustus 2019 tes bagian renang Paratriathlon dibatalkan setelah ditemukannya bakter E.coli di air lebih dari dua kai ambang batas yang ditetapkan oleh International Triathlon Union, sekarang disebut World Triathlon. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang atlet, tempat tersebut berbau seperti toilet, lapor surat kabar Asahi.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 16 Juli 2021: Keterangan Al dan Kesaksian Sumarno Membuat Elsa Tak Lagi Bisa Berkelit

Sejak itu, kota tuan rumah telah mengabil langkah drastis untuk mencoba memperbaiki citranya yang ternoda.

Sebanyak 22.200 meter kubik pasir telah dibuang ke dalam Teluk Tokyo untuk menciptakan lingkungan bagi organisme yang dapat membantu membersihkan air. Dan itu dirancang layar poliester tiga lapis untuk melindungi venue renang Olimpiade dari bakteri E.coli.

Selain itu, Tokyo sudah membangun tangki penyimpanan besar untuk menampung limpasan banjir, sehingga dapat diolah sebelum mencapai laut.

Baca Juga: Ketegangan Tak Bisa Dihindari, China Menuduh Amerika Serikat Melakukan Provokasi di Laut China Selatan

Koichi Yajima, direktur Divisi Perencanaan dan Promosi Biro Persiapan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, mengatakan sistem layar telah diuji sejak 2018 dan akan menyediakan lingkungan yang aman untuk mengadakan pertandingan.

Namun dalam beberapa minggu terakhir, bau menyengat telah tercium dari air.

"Sebagai penduduk, kita harus meningkatkan kesadaran kita sendiri," kata Mariko Watanabe, yang mengatakan dia terganggu oleh bau dan limbah di Teluk dan kanal sejak dia pindah ke tepi sungai enam tahun lalu, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Kamis 15 Juli 2021.

Baca Juga: Wanita Georgia Kaget Luar Biasa ketika Menemukan 18 Ular Garter Hidup di Bawah Ranjangnya

"Air harus menjadi lingkungan di mana anak-anak bisa bermain dengan aman," tambahnya.

Beberapa ilmuwan khawatir bahwa tindakan pembersihan kota yang diusulkan tidak cukup.

Yukio Koibuchi, mantan profesor di Sekolah Pascasarjana Ilmu Perbatasan Universitas Tokyo, mengatakan langkah-langkah yang diusulkan "tidak akan banyak mengurangi aliran masuk E. coli" karena daerah tersebut merupakan bagian dari sungai pasang surut dan bakteri dapat mengalir di bawah.

Baca Juga: Si Cantik Sofia Cheung (32) Influencer Daredevil yang Tewas Mengenaskan Saat Selfie di Air Terjun

Masalahnya adalah bahwa kota metropolitan terbesar di dunia itu tidak memiliki sistem drainase yang terpisah untuk air hujan dan limbah. Jadi air hujan dan air limbah dari 30 juta penduduk dikombinasikan dengan limpasan yang mengaliri tujuh sungai dan puluhan aliran bawah tanah dan kanal semuanya harus diolah sebelum memasuki teluk.

Tokyo menderita topan dan cuaca ekstrem lainnya yang menyebabkan banjir yang dapat membanjiri sistem perawatan. Untuk menghindari kerusakan akibat air banjir selama terjadi curah hujan yang ekstrim, saluran pembuangan yang tidak diolah dialirkan langsung ke teluk.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x