Taliban Berusaha Meyakinkan AS, Soal Hak dan Perlindungan Wanita Afghanistan Sejauh Hukum Islam

- 18 Agustus 2021, 11:16 WIB
Warga sipil Afghanistan berkumpul di sekitar bandara di Kabul, Afghanistan, Senin.
Warga sipil Afghanistan berkumpul di sekitar bandara di Kabul, Afghanistan, Senin. /UPI/Bashir Darwish

"Saat ini, ada situasi kacau di Kabul di mana kami bahkan tidak memiliki otoritas pemerintahan," katanya dalam jumpa pers. "Jadi, terlalu dini untuk menjawab pertanyaan itu."

Selama konferensi pers Taliban, Mujahid berusaha menenangkan kekhawatiran bahwa pemerintahan Taliban akan sekali lagi menciptakan pelabuhan yang aman bagi terorisme.

"Saya ingin meyakinkan masyarakat internasional, termasuk AS, bahwa tidak ada yang akan dirugikan di Afghanistan," katanya, menurut NBC News. "Anda tidak akan dirugikan di tanah kami."

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan, juga pada Selasa mengatakan dalam penilaian baru bahwa beberapa presiden gagal menciptakan "pola pikir, keahlian, dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengelola strategi untuk membangun kembali Afghanistan."

"Meskipun ada beberapa bidang peningkatan -- terutama di bidang perawatan kesehatan, kesehatan ibu dan pendidikan -- kemajuannya sulit dipahami dan prospek untuk mempertahankan kemajuan ini meragukan," kata laporan SIGAR.

"Jika tujuannya adalah untuk membangun kembali dan meninggalkan sebuah negara yang dapat mempertahankan dirinya sendiri dan menimbulkan sedikit ancaman bagi kepentingan keamanan nasional AS, gambaran keseluruhannya suram."

Baca Juga: IKA Unpar Berbagi Kasih dengan Sesama di Tengah Pandemi yang Masih Melanda

Analisis SIGAR, yang didasarkan pada ribuan dokumen pemerintah dan lebih dari ratusan wawancara, menyalahkan pemerintahan Biden dan mantan Presiden Donald Trump, Barack Obama dan George W. Bush atas kegagalan tersebut.

Amerika Serikat menghabiskan ratusan miliar dolar selama 20 tahun berusaha untuk mereformasi Afghanistan, selama waktu itu lebih dari 2.400 tentara Amerika tewas.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah