Network
ZONA PRIANGAN - Rantai makanan cepat saji memiliki penggemar yang unik di seluruh dunia.
Baik itu ayam goreng khas atau sayap ayam, ada banyak hidangan untuk dipilih di restoran.
Pecinta makanan cepat saji yang setia akan melakukan apa saja demi untuk mendapatkan suguhan favorit mereka dari restoran.
Baca Juga: Pilot Mengklaim Telah Ratusan Kali Melihat UFO, Tapi Mereka Takut Disebut 'Gila' Jika Mengungkapkannya
Namun, dapatkah Anda membayangkan kecintaan terhadap makanan cepat saji yang begitu ekstrem, sehingga orang-orang mencoba menyelundupkannya disaat negaranya tengah menjalankan pembatasan pandemi corona alias 'lockdown'.
Dua pria di Selandia Baru ditangkap oleh polisi dengan setumpuk makanan cepat saji di bagasi mobil mereka.
Menurut siaran pers oleh polisi Selandia Baru, para petugas telah melihat kendaraan yang tampak mencurigakan di dekat perbatasan selatan Auckland. Mereka mencoba masuk ke Auckland dengan uang tunai $100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar dan bagasi mobil yang penuh dengan makanan cepat saji.
Baca Juga: 8 Manfaat Kesehatan Dari Daun Kelor, Nomor Enam Dapat Membantu Penderita Diabetes
"Petugas melihat kendaraan yang tampak mencurigakan berjalan di jalan berkerikil dan setelah melihat mobil Polisi, kendaraan itu berbelok dan melaju untuk menghindari polisi," kata juru bicara polisi, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Sabtu 25 September 2021.
"Kendaraan itu digeledah dan polisi menemukan uang tunai, di samping kantong ons kosong dan sejumlah besar makanan yang bisa dibawa pulang," tambahnya.
Orang-orang itu ditangkap dan akan muncul di pengadilan di kemudian hari. Tuntutan lebih lanjut mungkin menyusul, yang mengarah ke penjara selama enam bulan atau denda hingga $4.000 atau sekitar Rp57 juta.
Baca Juga: Wanita Setengah Telanjang Jatuh dari Balkon ke Atap Mobil ketika Asyik Menikmati Momen Mesra
Alasan para pria itu mencoba menyelundupkan makanan cepat saji adalah karena Selandia Baru saat ini sedang 'lockdown' karena merebaknya kasus corona varian Delta. Sebagian besar wabah terjadi di Auckland, di mana restoran juga tutup dan hanya layanan penting yang diizinkan beroperasi.
Warga diharuskan tinggal di dalam rumah untuk mencegah penyebaran kasus lebih lanjut.***
