Militer Ukraina Akhirnya Melepaskan Rudal Bayraktar TB2, Hancurkan Artileri di Donbass

- 27 Oktober 2021, 23:05 WIB
Ilustrasi uji coba peluncuran rudal.*
Ilustrasi uji coba peluncuran rudal.* /Pixabay /Geralt

ZONA PRIANGAN - Rudal Bayraktar Turki yang ditembakan pesawat tak berawak (drone) milik tentara Ukraina menghancurkan berhasil artileri di Donbass.

Sebelumnya, tentara Ukraina menerbangkan drone di ke wilayah konflik itu tidak melakukan penembakan, cuma pengintaian.

Namun, belum lama ini, tentara Ukraina merilis video peluncuran rudal yang mengenai sasaran di Donbass.

Baca Juga: Kapal Induk Amerika Serikat Kini Jadi Sasaran Empuk Rudal Hipersonik China

Ukraina pertama kali membeli rudal Bayraktar TB2 pada tahun 2019 dan dilaporkan telah membeli lebih banyak sejak itu.

Jika dikonfirmasi, serangan pesawat tak berawak 26 Oktober akan menjadi tonggak baru bagi militer Ukraina.

Menurut staf umum angkatan bersenjata negara itu, pesawat tak berawak itu ditembakkan di dekat Desa Granitnoye, dekat Kota Mariupol.

Baca Juga: Rudal Hipersonik China Menentang Hukum Fisika, Para Pakar dan Intelijen Dibuat Bingung

Sserangan rudal itu sebagai tanggapan atas penembakan yang diduga menewaskan seorang prajurit Ukraina.

Konflik di Donbass dimulai setelah peristiwa Maidan 2014, ketika pemerintah yang terpilih secara demokratis digulingkan oleh protes jalanan yang penuh kekerasan.

Hal ini akhirnya menyebabkan dua republik yang memproklamirkan diri, Donetsk (DNR) dan Luhansk (LNR) mendeklarasikan kemerdekaan.

Baca Juga: Ketika Liburan ke Dubai, Aishwarya Rai Didekati Pria Arab, Suaminya Abhishek Bachchan Santai Saja

Namun langkah itu tidak diakui oleh Rusia, Ukraina, atau negara PBB mana pun, tulis rt.com.

Menurut Kiev, wilayah tersebut berada di bawah arahan Kremlin. Namun Moskow dengan keras menyangkal tuduhan ini.

Tujuh tahun kemudian, perang masih berlangsung, dengan separatis dari DNR dan LNR ingin menjadi negara merdeka di luar kendali Kiev.

Baca Juga: 800 Ribu Tubuh yang Sudah Terpenggal Dijadikan Pakan Anjing, Itulah Genosida Suku Tutsi di Rwanda

Serangan drone baru, jika dikonfirmasi, melanggar gencatan senjata yang disepakati pada Juli yang secara khusus melarang penggunaan drone di dekat garis kontak.

Hanya Misi Pemantauan Khusus OSCE yang diizinkan menggunakan pesawat tak berawak di wilayah itu.

Kepemimpinan dari LNR juga mengkritik pemogokan itu sebagai “pelanggaran yang disengaja terhadap perjanjian Minsk,” sebuah gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 2014.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x