Postingan Zhang Ju memicu seruan baru untuk pembebasan saudara perempuannya, Amnesti International mendesak pemerintah China pada Kamis untuk segera membebaskannya sehingga dia dapat mengakhiri mogok makannya dan menerima perawatan medis yang tepat, yang sangat dia butuhkan.
Sementara juru kampanye Amnesty International Gwen Lee mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penahanan Zhang adalah serangan yang memalukan terhadap hak asasi manusia.
Baca Juga: Hadiah Nobel Perdamaian Diberikan Kepada Jurnalis Maria Ressa dan Dmitry Muratov
Kementerian luar negeri China pada Jumat, 5 November tidak mengomentari kondisi Zhang, tetapi menolak seruan dari kelompok hak asasi untuk pembebasannya sebagai manipulasi politik anti-China.
"China adalah negara dengan aturan hukum," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin pada konferensi pers reguler.
"Siapa pun yang melanggar hukum harus dihukum sesuai dengan hukum," tambahnya.
Sekarang, Zhang tidak bisa berjalan, bahkan sekadar mengangkat kepalanya pun harus dibantu.
Baca Juga: Para Jurnalis Afghanistan Menghadapi Risiko Menakutkan karena Mengungkap Kejahatan Perang
Kepala Biro Reporters without Borders (RSF) untuk wilayah Asia Timur, Cedric Alviani mengatakan bahwa komunitas internasional harus memberikan tekanan terhadap rezim China dan segera membebaskan Zhang Zhan sebelum terlambat.
"Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai repoter dan seharusnya tidak ditahan, apalagi menerima hukuman penjara empat tahun," kata Cedric Alviani.