ZONA PRIANGAN - Setidaknya satu orang telah meninggal di Inggris setelah tertular varian virus corona Omicron.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada Senin, kematian pertama yang dikonfirmasi ke publik akibat dari jenis virus yang menyebar dengan cepat.
Sejak kasus Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Dia memperingatkan bahwa varian tersebut dapat mengatasi pertahanan kekebalan dari mereka yang diinokulasi dengan dua suntikan vaksin corona.
Inggris tidak memberikan rincian tentang kematian selain orang yang telah didiagnosis di rumah sakit.
Tidak jelas apakah pasien telah divaksinasi atau memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.
Kematian akibat Omicron mungkin terjadi di negara lain, tetapi belum ada yang dikonfirmasi secara publik di luar Inggris.
"Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal karena Omicron," kata Johnsons kepada wartawan di pusat vaksinasi di London, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters, 16 Desember 2021.
"Jadi saya pikir gagasan bahwa ini adalah versi virus yang lebih ringan, saya pikir adalah sesuatu yang perlu kita atur (untuk0 satu sisi, dan hanya mengenali kecepatan yang dipercepat melalui populasi," tambahnya.
Sekretaris Kesehatan Sajid Javid mengatakan varian Omicron telah menyumbang 44% dari infeksi di London dan akan menjadi jenis yang dominan di ibu kota dalam waktu 48 jam.
Infeksi Omicron diperkirakan mencapai 200 ribu per hari, kata Javid.
Sebelum kematian diumumkan, Inggris mengatakan 10 orang telah dirawat di rumah sakit karena terpapar virus corona varian Omicron di beberapa wilayah di Inggris.
Usia mereka berkisar antara 18 hingga 85 tahun dan sebagian besar telah menerima dua dosis vaksinasi.
Baca Juga: Sebut Virus Corona Ciptaan China, Dr Li-Meng Yan Diracun oleh Partai Komunis Saat Makan Telur
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, Botswana, dan Hong Kong.***