Pasukan Pertahanan Nasional Karenni, salah satu dari beberapa milisi sipil terbesar yang menentang junta yang memimpin kudeta 1 Februari, mengatakan yang tewas bukanlah anggota mereka tetapi warga sipil yang mencari perlindungan dari konflik.
"Kami sangat terkejut melihat semua mayat dengan ukuran berbeda, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua," kata seorang komandan dari kelompok tersebut kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan mengatakan dia mengetahui kebakaran pada Jumat malam tetapi tidak bisa pergi ke tempat kejadian karena ada penembakan.
"Saya pergi melihat pagi ini. Saya melihat mayat yang telah dibakar, dan juga pakaian anak-anak dan wanita berserakan," katanya kepada Reuters melalui telepon.
Sementara itu pertempuran di bagian lain negara itu, dekat perbatasan Thailand di mana militer Myanmar terus bentrok dengan kelompok pemberontak, mengakibatkan granat berpeluncur roket merusak sebuah rumah di sisi perbatasan Thailand tanpa kematian atau cedera, kata pihak berwenang pada hari Sabtu.
Baca Juga: Pria Brasil si 'Manusia Setan' yang Terobsesi 'Alien Hitam' Terus Bertransformasi dan Menambah Tato
Militer Myanmar melakukan serangan udara sehari sebelumnya di daerah yang dikendalikan oleh Persatuan Nasional Karen (KNU) di dekat perbatasan dalam eskalasi pertempuran yang berkobar pekan lalu dan sejak itu membuat ribuan orang melarikan diri ke Thailand.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi hampir 11 bulan lalu, mengklaim kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partainya. Pengamat internasional mengatakan pemungutan suara itu adil.