ZONA PRIANGAN - Setelah satu bulan rekor peluncuran rudal, Korea Utara seolah mengingatkan bahwa uji senjatanya membuat "dunia gemetar" dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat "dalam jangkauan tembak" dari persenjataan nuklir negara itu.
Pyongyang melakukan tujuh uji coba rudal pada Januari, yang paling banyak dilakukan di bawah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, memicu dering alarm internasional dan seruan dari Washington untuk sanksi Dewan Keamanan PBB lebih lanjut.
"Sejak awal Tahun Baru, keberhasilan luar biasa telah dicapai dalam pekerjaan bersejarah yang suci untuk secara luar biasa memperkuat pencegah perang negara kita," kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa, lapor UPI.com, 9 Februari 2022.
Di antara senjata yang ditembakkan diduga adalah sistem rudal hipersonik, rudal balistik yang ditembakkan kereta dan rudal jelajah jarak jauh. Yang menjadi perhatian khusus adalah peluncuran Hwasong-12 pada 30 Januari, sebuah rudal balistik jarak menengah yang mampu mencapai wilayah AS di Guam.
"Secara khusus, ketika kami melakukan uji peluncuran rudal hipersonik dan evaluasi uji tembak tipe Hwasong 12, [media internasional] mengangkat suara mereka untuk mengakui secara pasti tentang kekuatan militer kami yang besar," kata pernyataan itu.
Kementerian juga mengatakan tentang rudal balistik antarbenua Hwasong-15, yang terakhir diuji pada tahun 2017 dan dianggap oleh para analis memiliki jangkauan untuk mencapai benua Amerika Serikat.
"Ada lebih dari 200 negara di dunia, tetapi hanya beberapa negara yang memiliki bom-H, ICBM, dan rudal hipersonik," kata pernyataan itu. "Hanya negara kita di bumi yang menentang AS dan membuat dunia bergetar dengan amplitudo seismik dari uji coba rudal, menempatkan daratan AS dalam jarak tembak."