ZONA PRIANGAN - Juru bicara Pentagon John Kirby, Rabu mengatakan, bahwa pasukan Rusia yang berkumpul di sekitar perbatasan dengan Ukraina sekarang sebagian besar siap tempur, dan serangan skala penuh tampaknya tak terelakkan.
"Mereka siap untuk berangkat sekarang jika mereka mendapat perintah untuk berangkat," kata Kirby saat konferensi pers.
Sementara itu, badan intelijen AS telah memperingatkan pemerintah Ukraina bahwa invasi Rusia tampaknya sudah dekat, menurut CNN.
Rusia sekarang memiliki semua kekuatan udara, darat dan laut yang diperlukan untuk kampanye militer besar, di tempat dan siap untuk melancarkan serangan, itu termasuk rudal jelajah dan balistik, sumber senior di Departemen Pertahanan mengatakan kepada USA Today.
Lebih dari 150.000 tentara Rusia, serta pasukan separatis dari bagian timur Ukraina, berada di wilayah tersebut, kata Kirby, menambahkan bahwa 80% berada dalam posisi dan siap tempur, lapor UPI.com, 23 Februari 2022.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pada hari Rabu bahwa menurut intelijen yang dia lihat, "Rusia berada pada kesiapan puncak untuk sekarang menyelesaikan invasi skala penuh ke Ukraina, dan itu kemungkinan akan terjadi dalam 24 jam ke depan," Sky News melaporkan.
Australia adalah anggota Five Eyes, aliansi intelijen yang terdiri dari Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mendeklarasikan dua wilayah Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia untuk merdeka.
Putin mengatakan pasukan Rusia akan dikirim ke Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk untuk alasan pemeliharaan perdamaian. Keduanya secara kolektif dikenal sebagai wilayah Donbas.
Baca Juga: AS Mengimbau Warganya untuk Tidak Bepergian ke 4 Negara Asia Ini karena Alasan COVID-19
“Menurut informasi yang saya miliki, Putin memindahkan pasukan dan tank tambahan ke wilayah Donbas yang diduduki,” Perdana Menteri Latvia Arturs Krišjānis Kari mengatakan kepada CNN, Rabu.
Peningkatan kehadiran angkatan laut Rusia di Laut Hitam terus berlanjut, dan sekarang mencakup lebih dari 20 kapal perang, beberapa di antaranya adalah kapal pendarat amfibi.
Ini terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan keadaan darurat pada Rabu, dan memanggil tentara cadangan.***