Sopir Truk yang Bekerja di Belanda Ini Ingin Balas Dendam Terhadap Pasukan Rusia Karena Adiknya Terbunuh Roket

- 13 Maret 2022, 12:48 WIB
Foto ilustrasi sopir truk.*
Foto ilustrasi sopir truk.* /Pixabay /Time1337

ZONA PRIANGAN - Kondisi Kota Kiev Ukraina makin tegang ketika informasi serangan pasukan Rusia sudah menyebar ke seluruh warga.

Aktivitas yang paling mendominasi, yakni warga mencari perlindungan, sementara tentara bersiap diri melawan pasukan Kremlin.

Informasi terakhir, pasukan Rusia sudah mengepung dari berbagai arah, dengan artileri dalam posisi siap menembak.

Baca Juga: Roman Abramovich Doyan Kawin, Sudah Tiga Kali Menikah, Mendekati Balerina, Kini Kencan dengan Bintang TV

Sejak Sabtu, 12 Maret 2022, sebenarnya Kota Kiev sudah dihujani roket yang membuat penduduk berlarian.

Sirene serangan udara terdengar di seluruh wilayah ibu kota Kiev, ketika pertempuran sengit meletus di wilayah pinggiran.

Beberapa warga Ukraina yang di luar negeri, terpanggil untuk pulang kampung membantu tentara mengusir pasukan Rusia.

Baca Juga: Pilot Rusia yang Ditangkap Merupakan Komandan Penerbangan 59882 Angkatan Laut Berbasis di Saky

Seperti yang dilakukan Yurii Malinskiyi, dia meninggalkan pekerjaannya sebagai sopir truk di Belanda.

Bahkan motivasi Yurii perang lawan Rusia sangat pribadi karena adik bungsunya tewas tertembak roket pasukan Kremlin.

“Saya mengenali saudara laki-laki saya hanya dari pakaiannya; tidak ada cara lain untuk mengenalinya,” kata Malinskiyi kepada Aljazeera, berdiri di jalan di depan barikade ban yang besar.

Baca Juga: Rusia Ancam Hancurkan Konvoi Senjata NATO, Inggris Tidak Takut Tetap Kirim Bantuan ke Ukraina

“Inilah orang-orang yang tidak pernah berperang, yang tidak pernah melepaskan tembakan, yang bahkan tidak pernah mendengar suara senapan, tetapi kita semua siap. Percayalah, moral saya tidak pernah setinggi ini dan saya tidak pernah sesiap ini,” katanya.

Gambar satelit yang diambil pada hari Kamis oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat menunjukkan konvoi tentara Rusia sepanjang 64 km (40 mil).

Konvoi itu bergerak di luar Kiev selama hampir dua minggu, kini telah tersebar di sekitar ibu kota, mungkin bersiap untuk serangan penuh.

Baca Juga: Kapal Perang HMS Diamond dan Jet Typhoon Lakukan Patroli Mengawasi Pergerakan Pasukan Rusia

Barisan kendaraan, tank, dan artileri sekarang berjarak kurang dari 25 km (11 mil) dan perlahan-lahan bergerak menuju Kiev.

Kiev telah berubah menjadi benteng dan banyak sukarelawan bergabung dalam pertempuran. Laki-laki yang baru dua pekan lalu duduk di kantor atau bekerja di bidang konstruksi kini bersiap membela tanah airnya.

Dengan Kiev sebagai target utama “operasi militer khusus” Presiden Rusia Vladimir Putin, warga sipil yang tetap berada di kota itu menguatkan diri.

Baca Juga: NATO Terlibat Perang di Ukraina, Vladimir Putin Akan Lepaskan Rudal Kalibr dengan Target Pertama Inggris

Alyona Kimlach membantu orang tua dan orang sakit yang tidak dapat meninggalkan apartemen mereka atau terlalu takut untuk keluar, untuk mendapatkan makanan.

Dia membawa bahan makanan untuk Alla Savichna yang berusia 95 tahun, yang telah melihat lebih dari cukup perang dalam hidupnya.

“Apa gunanya saya meninggalkan [Kiev] di usia saya, terutama jika Anda melihat bagaimana saya berjalan? Saya menjalani dua operasi; Saya mematahkan pinggul saya,” kata Savichna kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Rusia Gunakan 5 Simbol Huruf pada Kendaraan Perang yang Dikerahkan ke Ukraina, Simbol X Paling Mengerikan

"Saya belum pernah ke jalan dalam 10 tahun ... saya ingin mati di tempat tidur saya," tambahnya.

Kimlach mengatakan dia tidak dapat memutuskan apakah dia harus meninggalkan Kiev dengan putrinya yang berusia delapan bulan dan melakukan perjalanan yang panjang.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah