Intelijen Militer Ukraina Menduga Pihak Rusia Ingin Memecah Negaranya menjadi Dua Bagian

- 29 Maret 2022, 15:01 WIB
Tim penyelamat bekerja di lokasi fasilitas penyimpanan bahan bakar yang terkena rudal jelajah, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Lviv, dalam foto yang dirilis 27 Maret 2022.
Tim penyelamat bekerja di lokasi fasilitas penyimpanan bahan bakar yang terkena rudal jelajah, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Lviv, dalam foto yang dirilis 27 Maret 2022. /State Emergency Service of Ukraine/Handout via REUTERS

ZONA PRIANGAN - Intelijen Ukraina menduga pihak Rusia ingin memecah Ukraina menjadi dua bagian, seperti yang terjadi dengan Korea Utara dan Selatan, kata kepala intelijen militer Ukraina pada Minggu, seraya bersumpah perang gerilya "total" untuk mencegah perpecahan negara itu.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk memberikan tank, pesawat dan rudal kepada Ukraina untuk membantu menangkis serangan dari pasukan Rusia, yang menurut pemerintah Kyiv semakin menargetkan depot bahan bakar dan makanan.

Sementara itu, para pejabat AS melanjutkan upaya untuk melunakkan komentar pada hari Sabtu dari Presiden AS Joe Biden, yang mengatakan dalam pidato berapi-api di Polandia bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin "tidak dapat tetap berkuasa".

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 29 Maret 2022: Al dan Andin Mereguk Kebahagiaan, Ricky Kena Bogem Mentah Nino

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington tidak memiliki strategi perubahan rezim di Moskow, mengatakan kepada wartawan di Yerusalem bahwa Biden hanya bermaksud bahwa Putin tidak dapat "diberdayakan untuk berperang" melawan Ukraina atau siapa pun.

Setelah lebih dari empat minggu konflik, Rusia gagal merebut kota besar Ukraina mana pun dan Moskow pada Jumat memberi isyarat bahwa pihaknya mengurangi ambisinya untuk fokus mengamankan wilayah Donbass di Ukraina timur, tempat separatis yang didukung Rusia memerangi tentara Ukraina selama delapan tahun terakhir.

Seorang pemimpin lokal di Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri mengatakan pada hari Minggu bahwa wilayah tersebut dapat segera mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia, seperti yang terjadi di Krimea setelah Rusia merebut semenanjung Ukraina pada tahun 2014.

Baca Juga: Kim Jong Un Menepuk Dada dan Memperingatkan Bahwa Korea Utara Punya Kekuatan Militer yang Tak Dapat Dihentikan

Rakyat Krimea memilih untuk memutuskan hubungan dengan Ukraina dan bergabung dengan Rusia, sebuah suara yang ditolak oleh sebagian besar dunia.

"Faktanya, ini adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina," kata Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, dalam sebuah pernyataan, merujuk pada pembagian Korea setelah Perang Dunia Kedua, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Selain itu, musim safari gerilya Ukraina total akan segera dimulai. Kemudian akan ada satu skenario relevan yang tersisa untuk Rusia, bagaimana bertahan hidup," katanya.

Baca Juga: Pemimpin Regu Pembunuh Bayaran El Chapo Berjuluk 'Grim Reaper' Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup

Moskow mengatakan tujuan dari apa yang disebut Putin sebagai "operasi militer khusus" termasuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih untuk invasi tanpa alasan.

Invasi telah menghancurkan beberapa kota di Ukraina, menyebabkan krisis kemanusiaan besar dan menelantarkan sekitar 10 juta orang, hampir seperempat dari total penduduk Ukraina.

Dalam pidato televisi pada pada Sabtu malam, Zelenskiy menuntut agar negara-negara Barat menyerahkan perangkat keras militer, mengatakan negaranya hanya membutuhkan 1% dari pesawat NATO dan 1% dari tanknya.

Baca Juga: Mengangkat Performa dengan Deretan Aksesoris Resmi yang Membuat Penampilan Mitsubishi Jadi Istimewa

Negara-negara Barat sejauh ini telah memberikan rudal anti-tank dan anti-pesawat kepada Ukraina serta senjata kecil dan peralatan pelindung, tetapi belum menawarkan kendaraan lapis baja kelas berat atau pesawat.

"Kami sudah menunggu 31 hari. Siapa yang bertanggung jawab atas komunitas Euro-Atlantik? Apakah itu benar-benar masih Moskow, karena intimidasi?" kata Zelenskiy, menyarankan para pemimpin Barat menahan pasokan karena mereka takut terhadap Rusia.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah