Network
ZONA PRIANGAN – Permintaan Ukraina terkait penambahan senjata mulai direspons sejumlah negara angggota NATO.
Inggris terang-terangan dengan mengirim rudal portabel. Republik Ceko memasok tank baja. Kini pengiriman jet tempur dalam pembahasan.
Kemungkinan jet tempur MiG-29 buatan Uni Soviet akan didatangkan dari Slovakia, untuk menambah kekuatan udara Ukraina.
Baca Juga: Rudal Kalibr Rusia Hancurkan Empat Peluncur S-300, Moskow Mengklaim 25 Tentara Ukraina Ikut Tewas
Slovakia akan mengirim jet tempur MiG-29 jika perlindungan wilayah udaranya sendiri dapat disetujui.
Sebelumnya, Kiev meminta senjata berat dan pesawat sebagai bagian dari pertahanannya menghadapi pasukan Vladimir Putin, lapor Express.
Barat telah meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina tetapi diskusi sebelumnya tentang penyediaan MiG-29 dihentikan, karena khawatir meningkatkan ketegangan Rusia dan NATO.
Slovakia merupakan negara ketiga yang menyiapkan bantuan jet tempur MiG-29, sebelumnya Polandia dan Bulgaria mengajukan proposal sejenis.
Slovakia, yang bertetangga dengan Ukraina, mengoperasikan selusin pesawat MiG-29 dan telah memberi Kiev sistem pertahanan udara S-300 yang dirancang Uni Soviet.
Bratislava mengharapkan pengiriman pertama jet F-16 buatan AS pada 2024, dari 18 batch yang disepakati untuk dibeli pada 2018.
Baca Juga: Kemarahan Vladimir Putin Memuncak, 150 Agen Rahasia Dipecat Termasuk Kepala dan Wakilnya
Pada hari Senin, Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger ditanya tentang sekutu yang membantu mengamankan wilayah udara dan kemungkinan memberikan MiG-29 ke Ukraina.
Dia menjawab: "Setelah bagaimana Federasi Rusia berperilaku sekarang, peralatan buatan Soviet menjadi sangat berisiko. Oleh karena itu, pertanyaan Anda ada dan menjadi pertimbangan."
Heger mengatakan kepada POLITICO pekan lalu bahwa pemerintahnya telah diminta untuk menyediakan Ukraina dengan pesawat tempur MiG-29 serta howitzer self-propelled Zuzana buatan Slovakia.
Dia mengatakan Slovakia sedang dalam diskusi yang sangat intensif dengan sekutunya tentang siapa yang akan melindungi wilayah udara negara itu.
Heger menambahkan: "Setelah itu, kami dapat mempertimbangkan untuk berbicara tentang peralatan ini sehubungan dengan Ukraina juga."***
