Ramzan Kadyrov Membuktikan Efektif sebagai Alat Kremlin yang Berguna bagi Rusia di Perang Ukraina

- 1 Mei 2022, 19:39 WIB
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov. /REUTERS

ZONA PRIANGAN - Orang-orang Chechen memiliki reputasi kebrutalan dan telah menghadapi tuduhan berulang kali melakukan kejahatan perang, setidaknya anggapan itu disampaikan pihak Ukraina.

Perang di Ukraina telah memberi pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov kesempatan sempurna untuk membuktikan kesetiaan dan kegunaannya yang berkelanjutan bagi Putin.

Pemimpin Chechnya berutang posisi dan kekuasaannya kepada Kremlin, yang membiayai rezimnya, tulis Mirror, 30 April 2022.

Baca Juga: Kapal Selam Armada Laut Hitam Rusia Luncurkan Salvo Rudal Jelajah Kalibr Hantam Infrastruktur Militer Ukraina

Sebagai imbalan untuk memastikan stabilitas di Chechnya, Kadyrov menerima subsidi besar dari anggaran federal Rusia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir penurunan kekerasan dan ketidakamanan di kawasan itu telah menyebabkan beberapa orang di dalam pemerintahan Putin mempertanyakan apakah Moskow harus mengirim begitu banyak uang kepada orang kuat Chechnya itu.

Kadyrov telah membuktikan alat Kremlin yang berguna dalam menghilangkan perbedaan pendapat politik internal di Rusia selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Pemakaian Ban China yang Murah pada Kendaraan Rusia Jadi Faktor yang Menghambat Perang di Ukraina

Pasukan Chechnya diduga terlibat dalam pembunuhan tokoh oposisi terkemuka, Boris Nemstov.

Komandannya di Mariupol Ruslan Geremeyev diyakini telah mengorganisir penembakan berdarah dingin terhadap pemimpin oposisi tepat di dekat tembok Kremlin pada tahun 2015.

Geremeyev terluka pada akhir Maret lalu saat berperang melawan pasukan Ukraina di Mariupol.

Baca Juga: Angelina Jolie Kunjungi Kota Lviv di Tengah Krisis Invasi yang Berlangsung, Tak Terekspos Tujuan Kehadirannya

Sabtu lalu, panglima perang - yang dikatakan secara pribadi memimpin serangan dahsyat di Mariupol - memperkirakan seluruh kota akan jatuh pada hari Kamis.

Pasukan Rusia saat ini menguasai sebagian besar kota dengan pertahanan terakhir berpusat di sekitar pabrik baja Azovstal.

Mariupol akan menjadi kota terbesar yang akan direbut oleh Rusia sejak menginvasi Ukraina dalam serangan yang memakan waktu lebih lama dari perkiraan beberapa analis militer, terlihat lebih dari lima juta orang melarikan diri ke luar negeri dan mengubah kota menjadi puing-puing.

Baca Juga: Pangkalan Militer Rahasia Rusia Ditelanjangi, Diekspos dan Bisa Diakses secara Terbuka di Google Maps

Pertahanan terakhir di kota itu dikatakan berpusat di pabrik baja Azovstal, bersama dengan sekitar 1.000 warga sipil yang bersembunyi.

Mariupol, yang pernah menjadi kota tepi laut yang makmur berpenduduk 400.000, sekarang menjadi gurun di mana mayat tergeletak di jalan-jalan saat Rusia menghantam pabrik baja Azovstal dengan bom penghancur bunker, kata pemerintah di Kyiv.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x