Perlawanan Tentara Ukraina Melemah, Pasukan Vladimir Putin Memegang Kendali di Kota Hirske dan Popasna

- 14 Mei 2022, 17:34 WIB
Rekaman drone menunjukkan pertempuran jarak pendek di Kota Popasna, Ukraina.*  T
Rekaman drone menunjukkan pertempuran jarak pendek di Kota Popasna, Ukraina.* T /elegram /Rybar

ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin mengamuk di wilayah Luhansk. Dua kota menjadi target serangan mereka, yakni Hirske dan Popasna.

Kedua kota itu setiap hari mendapat serangan bom. Sebagian besar fasilitas kota hancur. Warga setempat sudah mengungsi.

Gubernur Oblast Luhansk Serhiy Haidai mengatakan, Kota Popasna kini berada dalam kendali pasukan Kremlin.

Baca Juga: Tentara Ukraina Memenangkan Pertempuran di Kharkiv, Pasukan Vladimir Putin Putuskan untuk Mundur

Dikutip Express, Serhiy Haidai memperkirakan, warga yang masih bertahan di Kota Popasna tinggal 1.500 orang.

Sebelum tentara Moskow masuk ke sana, Kota Popasna memiliki populasi penduduk sekira 20.000 orang.

Selain di Popasna dan Hirske, pasukan Rusia kini memegang kendali di Kherson dan memaksakan kepemimpinan pro-Moskow.

Baca Juga: Pasukan Rusia Perkosa 5 Wanita di Pasar Borodyanka Sebagai Balas Dendam Terbunuhnya 8 Tentara Kremlin

Kemungkinan besar, Rusia akan mencaplok Kherson sebagaimana Krimea yang sudah dimasukan dalam wilayah Federasi Rusia.

Modus yang digunakan Vladimir Putin, yakni menggunakan paket referendum yang mendorong Kherson memisahkan diri dari Kiev.

Pembaruan terbaru dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengatakan: "Pemerintahan militer-sipil yang diberlakukan Rusia di Kherson mengumumkan bahwa mereka akan meminta Rusia untuk memasukkan Wilayah Kherson ke dalam Federasi Rusia."

Baca Juga: Kekalahan Pasukan Vladimir Putin Ditayangkan Lewat Video, Ukraina Lepaskan Dua Bom untuk Hancurkan Pos Komando

Rusia kemungkinan besar akan menggunakan referendum curang untuk menempatkan sebagian besar wilayah Ukraina di bawah otoritas pro-Rusia jangka panjang.

“Fakta bahwa Rusia hanya berhasil memaksakan kepemimpinan lokal pro-Rusia di Kherson menyoroti kegagalan invasi Rusia untuk membuat kemajuan menuju tujuan politiknya di Ukraina," kata Kemenhan.

"Jika Rusia melakukan referendum aksesi di Kherson, hampir pasti akan memanipulasi hasil untuk menunjukkan mayoritas yang jelas mendukung meninggalkan Ukraina," jelasnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah