ZONA PRIANGAN - Bom meledak di apartemen Moskow dijadikan alasan Vladimir Putin untuk menyerang Chechnya.
Pasukan Moskow kemudian menyerbu Chechnya dan menaikkan pamor Vladimir Putin untuk memegang jabatan Presiden Rusia.
Putin menyebut Chechnya sarang teroris dan perlu dibumihanguskan. Ibu Kota Chechnya, Grozny akhirnya rata dengan tanah.
Taktik serupa tampaknya digunakan Kremlin untuk menanam kebencian terhadap Ukraina. Ada beberapa serangan di wilayah Rusia yang tampaknya sebagai bendera palsu.
Moskow dituding melakukan serangan bendera palsu setelah Dinas Reamanan Ukraina telah merilis rekaman percakapan tentara Rusia dengan istrinya.
Dalam percakapan itu, prajurit Kremlin mengaku sengaja menembaki wilayah Klimovo yang ada di Rusia.
Baca Juga: Petinju Ukraina Peraih Medali Emas Tewas Terkena Serangan Pasukan Vladimir Putin di Cherkasy
Akibat serangan itu sejumlah bangunan di Klimovo hancur dan sejumlah warga sipili terluka serius.
Menurut Dinas Keamanan Ukraina yang dikutip Daily Star, taktik serangan ke Klimovo itu dilakukan tentara Rusia untuk mendiskreditkan Ukraina.
“Rusia sendiri menembaki desa itu. Klimovo di wilayah Bryansk, meskipun [itu] menyalahkan Ukraina untuk ini," bunyi laporan itu.
Dalam panggilan telepon yang disadap, tentara Rusia mengatakan "Kamilah yang menembaki Klimovo".
Ketika istri pria itu bertanya mengapa dia melakukan hal seperti itu, dia menjawab: “… itu perlu. Ini dilakukan untuk memprovokasi tipe orang Ukraina. Dan itulah mengapa mereka jatuh."
"Itu sama dalam perang Chechnya. Apartemen diledakkan di Moskow, seperti teroris. Faktanya, itu adalah FSB. Baru saja [Ukraina] tidak bisa menembak dari jarak sejauh itu ke Klimovo," ucap tentara Rusia.
Dia tampaknya mengacu pada serangkaian ledakan di Moskow pada September 1999 yang menewaskan 300 orang, menciptakan perasaan anti-Chechnya besar-besaran di Rusia.
Desas-desus telah beredar selama bertahun-tahun bahwa pemboman mematikan itu adalah bagian dari operasi bendera palsu FSB.
Investigasi kebenaran di balik pengeboman telah mencapai hambatan yang tak terhitung banyaknya dan tidak pernah mencapai kesimpulan.***