Janda dari Korban Penembakan Tentara Rusia Bercerita, Suaminya Ditembak di Kepala Tergeletak Bersama Sepedanya

- 26 Mei 2022, 14:00 WIB
Kateryna Shelipova, janda dari Oleksandr Shelipov, 62 tahun yang ditembak mati oleh seorang tentara Rusia, yang kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Kateryna Shelipova, janda dari Oleksandr Shelipov, 62 tahun yang ditembak mati oleh seorang tentara Rusia, yang kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. /REUTERS/Ivan Alvarado

ZONA PRIANGAN - Janda dari seorang pria tua tak bersenjata yang kemudian terbunuh di Ukraina oleh seorang tentara Rusia, yang kemudian divonis penjara seumur hidup pada pekan lalu dalam pengadilan kejahatan perang pertama invasi Rusia, menceritakan penemuan mayat suaminya, terdapat sebuah lubang peluru di kepalanya.

Kateryna Shelipova mengatakan dia melihat Vadim Shishimarin membawa senapan sesaat sebelum dia menemukan suaminya, Oleksandr Shelipov, 62 tahun, tergeletak di jalan dekat rumah mereka di desa Chupakhivka, di wilayah timur laut Ukraina pada 28 Februari.

Dia bergegas keluar dari rumahnya tak lama setelah mendengar bunyi letusan senjata dari jauh.

Baca Juga: Rusia Menggelar Latihan Rudal Nuklir Besar-besaran, Menebar Ancaman Mengerikan ke Barat

"Ketika saya meninggalkan halaman, saya tidak langsung melihatnya. Tetapi ketika saya pergi lebih jauh, saya melihat ke sini dan saya melihatnya terbaring di sini," katanya sambil menunjuk ke sebuah titik di antara dua pohon plum di pinggir jalan, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"(Dia ditembak) tepat di kepala. Sepedanya tergeletak di atas kakinya," tambahnya.

Shishimarin, seorang komandan tank berusia 21 tahun, mengaku bersalah atas pembunuhan Shelipov dan meminta maaf kepada jandanya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Kamis 26 Mei 2022: Andin Tak Basa-Basi Tegas Menohok Hati Ammar, Elsa dan Ricky Terancam

Pengadilan Shishimarin adalah yang pertama dalam rangkaian kasus hukum yang panjang: Ukraina menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama invasi dan mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang. Rusia membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x