ZONA PRIANGAN - NATO akan memusnahkan Rusia dari muka bumi, jika Vladimir Putin berani memerintahkan prajurit Kremlin masuk ke negara anggota NATO.
Peringatan itu muncul seiring ketegangan yang mencuat di negara Baltik atas manuver militer Moskow setelah menginvasi Ukraina.
Pejabat Kementerian Pertahanan Estonia Kusti Salm mengatakan kepada wartawan bahwa pengaturan baru akan memastikan sejumlah besar pasukan NATO bersiap di lapangan.
Keberadaan mereka untuk memastikan Rusia “akan segera kalah” jika bergerak ke luar Ukraina dan masuk ke negara NATO.
“Anda dapat memasang kekuatan yang memadai dan cukup dan Anda menunjukkan kepada calon lawan Anda bahwa overmatch kekuatan berada pada level yang Anda [musuh] akan segera kalah," ujar Kusti Salm.
“Pesan ini harus diterjemahkan menjadi hilangnya kesediaan mereka untuk menyerang… Rusia dapat membaca darinya bahwa jika mereka mencoba, mereka akan dimusnahkan dari bumi dalam beberapa jam pertama,” tegas Kusti Salm.
Baca Juga: Rusia Gelap Gulita, Ledakan Terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Air Gysinoozerskaya dan Pom Bensin
Sementara Paus Fransiskus merasa terkejut Rusia melakukan invasi ke Ukraina dan memprovokasi negara NATO lainnya.
Paus Fransiskus mengungkapkan,dalam percakapan sebelum perang, dirinya diperingatkan bahwa NATO akan "menggonggong di gerbang Rusia".
Saat ini NATO telah memainkan peran sentral dalam konflik Rusia-Ukraina, bahkan jauh sebelum “operasi militer khusus” dimulai.
NATO dikatakan sekarang merasa “tersengat listrik” dan bersiap untuk meningkatkan kemampuan militeristiknya, lapor Express.
Seorang perwira militer NATO, yang dikutip di Sky News, mengatakan bahwa setelah invasi, "mentalitas berubah dalam semalam".
Dia menambahkan: “NATO sekarang terasa seperti dialiri listrik. Anda dapat merasakan energi melonjak melalui sistem."
Dipahami bahwa perubahan arah akan dibahas pada pertemuan puncak di Madrid akhir bulan ini.
Seorang diplomat meramalkan “perubahan sikap yang radikal”. Laporan belum dikonfirmasi (atau, memang, ditolak), meskipun aliansi diyakini mempertimbangkan rebranding dan memperluas Pasukan Respon NATO.
Ini bisa menjadi Pasukan Reaksi Sekutu, dan jumlah pasukannya bisa meningkat sebanyak enam kali lipat, dari 40.000 menjadi hampir 250.000.
Baca Juga: Helikopter Rusia Masuk Wilayah NATO, Seolah Memberi Tahu Sedang Mensimulasikan Serangan Rudal
Perubahan itu juga akan membuat Rusia dicap sebagai “ancaman paling signifikan dan langsung” terhadap keamanan.
Sekretaris Jenderal Aliansi Jens Stoltenberg mengatakan KTT Madrid akan menjadi "KTT transformatif karena kita berada pada waktu yang sangat penting untuk keamanan kita".***