"Kami tahu apa yang akan terjadi. Namun tetap harus ada perlawanan," katanya sambil tersenyum sedih.
Dikutip Aljazeera, separatis pro-Rusia merebut dan menguasai kota itu selama tiga bulan pada tahun 2014.
Pendudukan singkat itu meneror Sloviansk, di mana puluhan pejabat dan jurnalis disandera, dan beberapa pembunuhan terjadi.
Serangan di kota semakin intensif. Walikota Sloviansk mengatakan kepada AP bahwa penembakan sekarang terjadi setidaknya empat atau lima kali sehari, dan penggunaan amunisi tandan meningkat pada minggu lalu.***