“Tolong beri tahu kami sebagai hal yang mendesak lokasi yang tepat dari pangkalan pasukan pendudukan dan alamat tempat tinggal mereka," bunyi pernyataan militer Ukraina.
Militer Ukraina juga meminta rincian kolaborator lokal yang pergi ke sisi musuh, termasuk di mana mereka tinggal dan bekerja, serta informasi tentang orang-orang yang bersimpati dengan penjajah.
Baca Juga: Rusia Mengklaim Menghancurkan HIMARS di Malotaranovka, Gedung Putih Akan Kirim 580 Drone Bunuh Diri
Rusia merebut Enerhodar pada awal Maret dan pada Mei, kepala kota yang ditunjuk Rusia terluka dalam sebuah ledakan. Kremlin menyebutnya sebagai "serangan teroris", tulis Aljazeera.
Pada bulan Juni, seorang pejabat pro-Rusia di wilayah Kherson selatan tewas dalam ledakan, kata kantor berita RIA.
Awal bulan itu, kepala layanan pemasyarakatan wilayah itu dibawa ke rumah sakit setelah sebuah bom meledak di dekat mobilnya.
Seruan direktorat intelijen – yang dipublikasikan di Telegram – juga menanyakan rute yang digunakan peralatan militer Rusia di Enerhodar.
"Bersama-sama, mari kita usir penghuninya dari tanah air kita!" katanya, menambahkan orang dapat menelepon secara detail atau memberi mereka melalui aplikasi pesan instan WhatsApp atau Signal.
Enerhodar memiliki populasi sebelum perang lebih dari 50.000. Banyak penduduk bekerja di dua pembangkit listrik di dekat kota, salah satunya adalah fasilitas Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.***