Ayah Hadi Matar Bungkam, Menolak untuk Berbicara tentang Serangan terhadap Salman Rushdie

- 16 Agustus 2022, 13:10 WIB
Seorang petugas polisi New Jersey berjaga di dekat gedung tempat terduga penyerang Salman Rushdie, Hadi Matar, tinggal di Fairview, New Jersey, AS, 12 Agustus 2022.
Seorang petugas polisi New Jersey berjaga di dekat gedung tempat terduga penyerang Salman Rushdie, Hadi Matar, tinggal di Fairview, New Jersey, AS, 12 Agustus 2022. /REUTERS/Eduardo Munoz

ZONA PRIANGAN - Ayah dari seorang pria yang dituduh berusaha membunuh novelis Salman Rushdie telah mengunci diri di rumahnya di Lebanon selatan dan menolak berbicara dengan siapa pun, kata walikota Ali Tehfe, Minggu.

Tersangka dalam serangan hari Jumat di negara bagian New York telah diidentifikasi oleh polisi sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari New Jersey. Dia telah mengaku tidak bersalah. Matar awalnya orang Lebanon dan keluarganya berasal dari kota Yaroun di Lebanon selatan.

Tehfe mengatakan orang tuanya beremigrasi ke Amerika Serikat dan Matar lahir dan dibesarkan di sana, tetapi ayahnya kembali ke Lebanon beberapa tahun lalu.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 16 Agustus 2022: Kisah Kematian Orang Tua Sal Tergambar Jelas di Vila Keluarga Alfahri

"Ayahnya ada di negara ini, tetapi dia telah mengunci diri dan tidak menerima untuk memberikan pernyataan apa pun kepada siapa pun. Kami mencoba dengannya, kami mengirim orang, kami pergi dan mengetuk pintu tetapi dia tidak setuju untuk berbicara dengan siapa pun," kata Tehfe, dikutip ZonaPriangan dari Reuters.

Seorang pejabat dari kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, mengatakan pada hari Sabtu bahwa kelompok itu tidak memiliki informasi tambahan tentang serangan terhadap Rushdie.

"Kami tidak tahu apa-apa tentang masalah ini jadi kami tidak akan berkomentar," kata pejabat itu kepada Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim.

Baca Juga: Salman Rushdie Diserang oleh Hadi Matar (24), Korban Tersungkur dengan Saraf Terputus dan Kerusakan pada Liver

Hizbullah didukung oleh Iran, yang pemimpin tertinggi sebelumnya, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pada tahun 1989 mengumumkan sebuah fatwa, atau perintah agama, yang menyerukan umat Islam untuk membunuh Rushdie karena penistaan.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x