16.437 Orang Rusia Ditahan Cuma Gegara Menyebut Kata Invasi, Mantan Walikota Yekaterinburg Ditangkap

- 25 Agustus 2022, 18:52 WIB
Protes invasi ke Ukraina pecah di Yekaterinburg, Rusia.*
Protes invasi ke Ukraina pecah di Yekaterinburg, Rusia.* /Twitter /Visegrád 24

ZONA PRIANGAN - Hati-hati menyebut kata invasi di Rusia, jika tidak mau berakhir di penjara. Selama ini Vladimir Putin menyebut serangan ke Ukraina sebagai operasi militer khusus.

Dalam undang-undang terbaru, warga Rusia yang menyebut invasi bisa terancam hukuman penjara lima tahun.

Hal itu pula yang dialami mantan Walikota Yekaterinburg, Yevgeny Roizma yang ditangkap gegara menyebut serbuan prajurit Kremlin ke Ukraina sebagai invasi.

Baca Juga: 20 Jet Tempur Rusia Hancur di Pangkalan Militer Krimea, Dugaan Kuat Terkena Hantaman Rudal HIMARS Ukraina

Vladimir Putin memang menghadapi sejumlah pemberontakan oleh warganya sendiri. Setelah penangkapan Yevgeny Roizma muncul sejumlah protes.

Namun protes para warga itu direspons dengan brutal oleh aparat berwajib. Mereka yang berpartisipasi dalam protes ditangkapi.

Yevgeny Roizma mengatakan kepada seorang reporter bahwa dia didakwa sebagai akibat dari satu frasa - 'invasi ke Ukraina'.

Baca Juga: Akibat Serangan HIMARS Ukraina, Jembatan Antonovsky Ditutup untuk Semua Lalu Lintas ke Kherson

Menurut BBC, dia ditahan karena dicurigai "mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia".

Tuduhan itu dilaporkan dapat membawa hukuman penjara lima tahun di bawah undang-undang baru yang ketat yang melarang kritik terhadap angkatan bersenjata.

Para pejabat Rusia menggambarkan perang itu sebagai "operasi militer khusus".

Politisi berusia 59 tahun itu menjabat sebagai walikota Yekaterinburg, kota terbesar keempat di Rusia, dari 2013 hingga 2018.

Baca Juga: Dua Pesawat Pembom Rusia Berniat Melakukan Balas Dendam Terhadap Pasukan Amerika Serikat

Gubernur regional Sverdlovsk, Yevgeny Kuyvashev merilis pesan dukungan untuk Roizman, meminta agar dia diperlakukan dengan "adil dan hormat."

Lebih dari 224 orang Rusia menghadapi hukuman penjara karena menyebut konflik itu sebagai "perang" atau "invasi", menurut kelompok hak asasi manusia OVD-Info.

Sementara itu, 16.437 orang Rusia sejauh ini telah ditahan karena memprotes perang, kata OVD-Info.

Baca Juga: Marat Gabidullin, Mantan Anggota Grup Wagner yang Setia Pada Vladimir Putin Kini Minta Suaka ke Prancis

Roizman terus menjadi kritikus vokal terhadap Kremlin selama perang.

Dalam sebuah wawancara dengan Observer, yang diterbitkan pada bulan Maret, dia berkata: "Saya sekarang mengerti bagaimana perasaan anti-fasis selama Reich Ketiga."

"Tapi saya tidak bisa melarikan diri, tidak dapat diterima bagi saya untuk melakukan itu," ujarnya yang dikutip Express.

Ini terjadi tepat setelah perang di Ukraina melewati tanda enam bulan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah