Dia berkata: "Putin yang haus kekuasaan tidak akan berhenti setelah kemenangan di Ukraina. Georgia dan Moldova terlalu kecil untuk dia dan ambisinya."
"Jangkauan ini, seperti juga jelas dari ultimatum yang dikirim oleh Putin pada bulan Desember, sampai ke negara-negara anggota NATO Eropa Timur," ujarnya.
Baca Juga: Komandan Grup Wagner Tewas di Donbass, Jantungnya Terkena Serangan Drone Kamikaze Tentara Ukraina
Ultimatum menteri pertahanan wanita pertama Georgia yang dimaksud adalah yang dikeluarkan oleh Putin yang menyerukan diakhirinya aktivitas NATO di negara-negara Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia.
Aturan NATO menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai tindakan perang terhadap semua anggotanya.
Khidasheli melanjutkan: "Untuk Vladimir Putin, kegagalan dalam perang ini telah ditentukan. Dia akan menderita kekalahan baik hari ini di Ukraina, jika Barat menawarkan bantuan yang lebih aktif dan radikal, atau besok di wilayah NATO."
"Di mana atau berapa biaya kekalahan akan datang hanya di tangan NATO dan sekutu Ukraina dan Georgia," tambahnya yang dikutip Mirror.
Georgia juga memiliki ikatan budaya yang erat dengan Rusia dan merupakan bekas negara Uni Soviet.
Beberapa orang khawatir Putin akan menerapkan logika yang sama ke negara yang pertama kali dia invasi pada 2008.