Baca Juga: Ancaman yang Dilontarkan oleh Putin Ditanggapi dengan Serius oleh Inggris
Provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara itu dilakukan setelah kedatangan kapal induk Amerika bertenaga nuklir USS Ronald Reagan di Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam latihan bersama dengan pasukan Korea Selatan.
Latihan bersama yang berlangsung selama empat hari itu dimulai dari 26 hingga 29 September, dan jelang kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Haris ke Seoul pada minggu ini.
Penembakan rudak balistik jarak pendek kali ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Korea Utara setelah menembakkan delapan rudal balistik jarak pendek dalam satu hari di awal Juni lalu.
Baca Juga: Putin Mengerahkan Lebih Banyak Pasukannya ke Ukraina, Menuduh Barat Ingin Menghancurkan Rusia
Apa yang dilakukan oleh Korea Utara itu mendorong AS menyerukan lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara karena dinilai telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sementara Korea Utara menolak resolusi Dewan Keamanan PBB sebagai pelanggaran hak kedaulatannya untuk pertahanan diri dan eksplorasi ruang angkasa, dan mengkritik latihan bersama sebelumnya oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai bukti kebijakan permusuhan mereka.
Latihan tersebut juga telah dikritik oleh Rusia dan China, yang telah meminta semua pihak untuk tidak mengambil langkah-langkah yang meningkatkan ketegangan di kawasan itu, dan menyerukan pelonggaran sanksi.
Setelah Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017.