ZONA PRIANGAN - Bagaimana kekuatan kecil Ukraina mampu mengimbangi raksasa militer Rusia? Ternyata ini rahasianya!
Pejuang Kiev dibiasakan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam teknologi militernya. Mereka menerapkan teknologi AI Palantir.
Palantir merupakan perusahaan teknologi Amerika Serikat yang dimiliki bersama oleh miliarder Peter Thiel. Saat ini tentara Ukraina menggunakan perangkat lunak MetaConstellation Palantir.
Baca Juga: 74 Rudal Pasukan Vladimir Putin Kacaukan Malam Natal di Kherson, 7 Warga Sipil Tewas 26 Terluka
MetaConstellation Palantir bergantung pada intelijen yang dikumpulkan pada posisi pasukan musuh oleh satelit komersial, sensor panas, dan drone pengintai, serta mata-mata yang bekerja di belakang garis musuh.
Perangkat lunak tersebut kemudian menggunakan AI untuk mengubah data menjadi peta yang menyoroti kemungkinan posisi artileri, tank, dan pasukan Vladimir Putin.
Sumber pertahanan mengatakan kepada The Times: "Rusia menggunakan artileri mereka seperti Perang Dunia Pertama.
"Apa yang dilakukan Ukraina sangat berbeda. Tentara digital sedang melawan pasukan analog," ungkapnya.
"Apa yang Anda lihat adalah bahwa pasukan digital, meskipun ukurannya kecil, mampu mengungguli musuh analognya secara besar-besaran."
Seorang tentara Ukraina menggunakan perangkat tablet diberi daftar koordinat dan kemudian dapat mengarahkan tembakan ke arah pasukan Kremlin.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Terkunci di Donbass, Cuma Bisa Bertahan di Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia
Teknologi MetaConstellation Palantir juga “belajar” dari serangan sebelumnya, yang berarti terus menjadi lebih baik dalam mengidentifikasi dan menemukan target.
Teknologi AI memungkinkan komandan di lapangan untuk menentukan hingga 300 target musuh setiap hari, menurut Jenderal Sir Richard Barrons, seorang komandan senior pasukan Inggris di Irak dan Afghanistan.
Ukraina telah menerima pasokan persenjataan modern dari negara-negara Barat dan NATO, termasuk HIMARS dan M270 Multiple Launch Rocket Systems (MLRS), lapor Express.
Teknologi AI, bagaimanapun, telah memungkinkan komandan Ukraina untuk memaksimalkan kekuatan destruktif mereka.
Alex Karp, Kepala eksekutif Palantir, mengatakan kepada The Washington Post minggu lalu: "Kekuatan sistem perang algoritmik canggih sekarang begitu besar sehingga setara dengan memiliki senjata nuklir taktis melawan musuh hanya dengan senjata konvensional."***