ZONA PRIANGAN - Rumor sempat menyeruak bahwa pasukan Vladimir Putin akan melakukan serangan besar-besaran di awal Tahun Baru 2023.
Hal itu diperkuat dengan manuver prajurit Kremlin yang menumpuk di Belarus, mengingatkan kembali invasi awal yang menyerbur Kiev.
Di awal invasi, pasukan Moskow dari Belarus gagal mencapai Kiev. Kini mereka mencoba untuk merebut kembali ibu kota Ukraina itu.
Baca Juga: Warga Rusia Masih Ada Kesempatan Kabur, Vladimir Putin Akan Menutup Semua Perbatasan Mulai 2023
Namun, Kepala Intel Ukraina, Kyrylo Budanov menepis rumor tersebut dan mengabaikan ancaman yang bakal terjadi di negaranya.
Dia justru menyebut, serangan Rusia tersebut sebagai "gertakan tak berdasar". Rusia tak punya kemampuan lagi menyerang Kiev.
Budanov mempertanyakan kemampuan Negeri Beruang Merah dan menepis desas-desus lain bahwa Presiden akan pindah dari Belarus.
Dia mengatakan kepada BBC: "Sampai sekarang, saya tidak melihat tanda-tanda persiapan untuk invasi Kiev atau wilayah utara dari Belarus."
Dikutip Express, Kepala Intel itu, menambahkan bahwa rencana Rusia dibatasi oleh sumber daya yang tersedia di negara itu. Mereka makin lemah.
Dia mengatakan mereka akan "mencoba untuk melanjutkan serangan ini" tetapi akhirnya gagal karena pasokan senjata yang rendah.
Baca Juga: Tentara Grup Wagner Putus Asa dalam Pertempuran di Bakhmut Mereka Kedinginan dan Kehabisan Senjata
Dia menambahkan: "Bisakah mereka melakukan ini secara lama? Tidak, karena mereka tidak memiliki banyak rudal yang tersisa."
“Industri pertahanan mereka tidak mampu memproduksi rudal yang cukup untuk mempertahankan skala serangan yang sama,” tegas Budanov.***