Klaim itu muncul hanya beberapa hari setelah Ukraina menewaskan sedikitnya 89 pejuang Rusia dalam serangan menggunakan rudal HIMARS buatan Amerika Serikat di barak sementara di kota Makiivka.
Banyaknya korban tewas menyebabkan kemarahan di dalam negeri Rusia dan dalam beberapa jam kantor berita Kremlin RIA telah mengklaim "operasi pembalasan" di Kramatorsk.
Baca Juga: Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Setelah Ukraina Menghancurkan Kota Makiivka dengan Rudal HIMARS
Serangan itu terjadi ketika gencatan senjata yang secara sepihak diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin untuk menandai Hari Natal Kristen Ortodoks pada 7 Januari telah berakhir.
Sumber Ukraina melaporkan kedua belah pihak saling tembak selama periode tersebut, sehingga gencatan senjata tidak efektif.***