Kemenhan Rusia Mengklaim Telah Membunuh 600 Pejuang Kiev di Kramatorsk dalam Serangan Rudal Besar-besaran

- 9 Januari 2023, 11:24 WIB
Pria Ukraina berdiri di pasar grosir yang hancur setelah serangan Rusia di Kramatorsk, wilayah Donetsk, Ukraina 3 September 2022.*
Pria Ukraina berdiri di pasar grosir yang hancur setelah serangan Rusia di Kramatorsk, wilayah Donetsk, Ukraina 3 September 2022.* /Reuters/Ammar Awad

ZONA PRIANGAN - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengklaim telah membunuh 600 tentara Ukraina dalam serangan ke Kota Kramatorsk.

Seorang juru bicara Kemenhan Moskow mengatakan, diperkirakan ratusan pejuang Kiev tewas setelah rudal meledak di Kramatorsk.

Kota di wilayah timur Ukraina itu menjadi salah satu target pengeboman pasukan Vladimir Putin dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Rusia Mengakui Rudal HIMARS Ukraina Membunuh 89 Prajurit Vladimir Putin, Gegara Tentara Gunakan Ponsel

Kramatorsk dihujani rudal dan salah satunya meledak di asrama militer Ukraina yang dihuna sekira 600 pejuang Kiev.

"Sebagai akibat dari serangan rudal besar-besaran di titik penempatan sementara unit tentara Ukraina ini, lebih dari 600 prajurit Ukraina hancur," tutur juru bicara Kemenhan Rusia yang dikutip Express.

Namun klaim dari Kremlin itu dianggap sebagai kebohongan dan informasi palsu. Walikota Kramatorsk membantah adanya korban tewas.

Baca Juga: Rusia Akan Melakukan Serangan Dua Arah ke Kiev, Ukraina Siapkan Rudal HIMARS Pasokan dari Amerika Serikat

Walikota Kramatorsk, Oleksandr Honcharenko mengatakan, tidak ada kematian akibat pengeboman selama akhir pekan.

Klaim itu muncul hanya beberapa hari setelah Ukraina menewaskan sedikitnya 89 pejuang Rusia dalam serangan menggunakan rudal HIMARS buatan Amerika Serikat di barak sementara di kota Makiivka.

Banyaknya korban tewas menyebabkan kemarahan di dalam negeri Rusia dan dalam beberapa jam kantor berita Kremlin RIA telah mengklaim "operasi pembalasan" di Kramatorsk.

Baca Juga: Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Setelah Ukraina Menghancurkan Kota Makiivka dengan Rudal HIMARS

Serangan itu terjadi ketika gencatan senjata yang secara sepihak diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin untuk menandai Hari Natal Kristen Ortodoks pada 7 Januari telah berakhir.

Sumber Ukraina melaporkan kedua belah pihak saling tembak selama periode tersebut, sehingga gencatan senjata tidak efektif.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x