Empat warga sipil tewas di Donetsk yang dikuasai Rusia ketika peluru merobek area parkir mobil, dan enam orang lainnya terluka, kata kantor berita Tass Rusia.
Kantor berita RIA mengatakan tiga orang tewas dalam ledakan di sebuah halte bus di Lysychansk, di sebelah timur laut Donetsk.
Baca Juga: Tunarungu di Ukraina Hadapi Tantangan dalam Perang: Solusi dengan Teknologi dan Bahasa Isyarat
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Pertempuran selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut, salah satu pusat perkotaan terakhir di provinsi Donetsk timur yang belum jatuh ke tangan Moskow, telah terbukti sebagai salah satu yang paling berdarah dalam invasi Rusia.
"(Pertempuran) sedang berlangsung di jalanan, upaya musuh untuk mengepung kota ini gagal. Komando kami sepenuhnya mengendalikan situasi," kata Andriy Yermak, penasihat senior Zelenskiy.
Baca Juga: Pendiri Foxconn Siap Jadi Calon Presiden dari Partai Oposisi Taiwan, Ajak Reduksi Ketegangan AS-Cina
Pemimpin milisi swasta Rusia, Yevgeny Prigozhin, mengatakan pertempuran masih berlanjut di bagian barat kota.
"Harus dikatakan dengan jelas bahwa musuh tidak pergi kemana-mana," katanya di saluran Telegramnya.
Prigozhin sering mengeluh tentang kekurangan amunisi untuk para pejuangnya di Bakhmut. Namun, penjaga perbatasan Ukraina, Levko Stek, yang berbicara dalam video di tengah-tengah ledakan, mengatakan pasukan Ukraina tidak merasakan "kelaparan amunisi" dari pihak Rusia.***