ZONA PRIANGAN - Pernyataan yang diutarakan oleh kepala kelompok bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, tentang penguasaan wilayah sekitar 80% dari kota Bakhmut yang terletak di Ukraina timur menuai perhatian dunia internasional. Pertempuran yang berlangsung selama beberapa bulan telah menelan korban jiwa yang cukup banyak dari kedua belah pihak, dan dianggap sebagai perang parit yang mematikan.
Meskipun pejabat militer senior Ukraina tidak secara langsung membantah klaim Prigozhin, mereka mengatakan bahwa pasukan mereka berhasil mempertahankan posisi mereka melawan serangan hebat dan membendung pasukan Rusia.
Kelompok Wagner telah memimpin upaya Rusia selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut. Pertempuran yang berlangsung dengan pola perang parit dan serangan artileri yang konstan telah menimbulkan perbandingan dengan Perang Dunia Pertama karena tingginya jumlah korban di kedua belah pihak.
Baca Juga: Dokumen Bocor: Serbia Setuju Kirim Senjata ke Ukraina Meski Menolak Sanksi Rusia
Prigozhin menyatakan bahwa pasukannya terus melakukan pengepungan di Bakhmut dan berhasil menguasai bagian wilayah terbesar, yaitu sekitar 80%, termasuk seluruh pusat administrasi, pabrik, gudang, dan kantor pemerintahan kota. Hal ini ia sampaikan melalui sebuah video yang diunggah oleh seorang blogger militer Rusia.
Kepala wilayah Donetsk yang diangkat oleh Rusia, salah satu dari empat wilayah yang dinyatakan diambil alih oleh Moskow pada September tahun lalu, menyatakan bahwa pasukan Rusia berhasil memaksa pasukan Ukraina mundur dan berada di bawah tekanan.
"Sekarang mereka terjepit di wilayah barat. Mereka tidak memiliki pilihan lain selain maju dan menyerah," ujar Denis Pushilin kepada televisi negara Rusia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Baca Juga: Perang di Avdiivka: Penduduk Sipil Berjuang untuk Bertahan Hidup
Sementara itu, Serhiy Cherevatyi, juru bicara dari Komando Militer Timur Ukraina, mengatakan bahwa situasi di Bakhmut masih terkendali dan pihaknya akan mengambil tindakan untuk menghindari terkepung oleh pasukan musuh.