ZONA PRIANGAN - Sebuah peluru kendali Rusia menyerang sebuah gedung hunian di Lviv, Ukraina barat pada hari Kamis, menewaskan lima orang di sebuah kota yang jauh dari garis depan dan menjadi tempat tinggal ribuan pengungsi akibat perang.
Atap dan lantai teratas gedung itu hancur dalam apa yang disebut oleh walikota Lviv sebagai serangan terbesar perang terhadap infrastruktur sipil di Lviv, sebuah kota yang berjarak 70 km dari perbatasan dengan Polandia, negara anggota NATO dan Uni Eropa.
"Pasti akan ada tanggapan terhadap musuh. Itu akan menjadi tanggapan yang terlihat," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah kiriman online yang menyertai video kerusakan di Lviv, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
Baca Juga: Misteri Keberadaan Prigozhin: Pemberontakan Wagner dan Dampaknya pada Otoritas Putin
Otoritas regional mengatakan jumlah korban tewas sebanyak lima orang, termasuk seorang wanita berusia 32 tahun dan ibunya yang berusia 60 tahun.
Layanan darurat mengatakan setidaknya 36 orang lainnya terluka dan mereka telah mengevakuasi tujuh orang hidup-hidup dari reruntuhan.
Cuplikan televisi Reuters menunjukkan warga menenangkan tetangga yang menangis sambil yang lain membantu petugas penyelamat membersihkan pecahan kaca.
Baca Juga: CIA Melihat Potensi Dampak Pemberontakan di Rusia terhadap Putin
"Mereka, orang Rusia, Rashist, mengatakan bahwa mereka menghantam objek militer tetapi mereka menghantam rumah yang damai. Orang-orang sedang tidur. Bagaimana bisa mereka melakukannya?," kata Vira Luben, seorang warga Lviv berusia tujuh puluhan, dengan air mata berlinang, menggunakan istilah merendahkan untuk orang Rusia.