Krisis Cuaca Global: Banjir dan Gelombang Panas Mengancam Kehidupan di Asia dan Eropa

- 20 Juli 2023, 00:15 WIB
Seorang wanita berjalan di Kota Vatikan saat gelombang panas melanda Italia, 19 Juli 2023.
Seorang wanita berjalan di Kota Vatikan saat gelombang panas melanda Italia, 19 Juli 2023. /REUTERS/Remo Casilli

Baca Juga: Seratus Juta Orang akan Terdampak 'Sabuk Panas Ekstrem' yang akan Melanda AS di Tahun 2053

"Semua terbakar, semuanya. Akan saya buang semuanya," kata Abbram Paroutsidis, 65 tahun.

Namun, tidak semua orang pergi dengan rela. Rekaman dari polisi Yunani menunjukkan petugas membujuk sekelompok biarawati yang enggan untuk mengungsi dari sebuah biara.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, akan membuat gelombang panas semakin sering, parah, dan mematikan.

Baca Juga: PM Spanyol Menghimbau Warganya untuk Tidak Mengenakan Dasi di Tengah Panas Terik

Di Jerman, gelombang panas memicu diskusi tak terduga tentang apakah tempat kerja harus memperkenalkan siesta bagi pekerjanya.

El Corte Inglés, salah satu jaringan toko besar terbesar di Spanyol, mengatakan penjualan unit pendingin udara melonjak, begitu juga minat pada bantalan pendingin untuk hewan peliharaan.

"Panas ekstrem saat ini disebabkan terutama oleh sistem anticyclone yang bergerak lambat dan mendominasi atmosfer bagian atas di selatan Eropa," jelas Florian Pappenberger, Direktur Ramalan di ECMWF.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Telah Membakar Rumah di Pesisir dan Hutan di Yunani Ketika Gelombang Panas Eropa Menyebar

"Sementara gelombang panas saat ini diperkirakan akan berlangsung hingga sekitar 26 Juli, periode lain dengan suhu ekstrem mungkin akan datang jika puncak panas ini bertahan".

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah