Krisis Cuaca Global: Banjir dan Gelombang Panas Mengancam Kehidupan di Asia dan Eropa

- 20 Juli 2023, 00:15 WIB
Seorang wanita berjalan di Kota Vatikan saat gelombang panas melanda Italia, 19 Juli 2023.
Seorang wanita berjalan di Kota Vatikan saat gelombang panas melanda Italia, 19 Juli 2023. /REUTERS/Remo Casilli

Baca Juga: Gelombang Panas yang Terjadi di India Membuat Penjualan AC Mencetak Rekor Penjualan

Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Xinjiang dan bagian-bagian Asia lainnya, serta Eropa dan Amerika Serikat telah memecahkan rekor.

Pada hari Minggu, sebuah desa terpencil di Depresi Turpan mencatat suhu udara maksimum 52,2 derajat Celsius, mengalahkan rekor nasional China sebelumnya yang mencapai 50,3 derajat Celsius pada tahun 2015, juga di cekungan tersebut.

Wilayah pemerintah selatan Basra di Irak, dengan populasi sekitar 4 juta orang, mengumumkan bahwa kegiatan pemerintah akan dihentikan pada hari Kamis karena suhu mencapai 50 derajat Celsius.

Baca Juga: Eropa Mendapat Peringatan Akan Datangnya Gelombang Panas yang Mencapai 50 Derajat Celcius

Di kota utara Irak, Mosul, para petani mengatakan bahwa tanaman mereka gagal karena panas dan kekeringan.

Panas ekstrem di beberapa bagian dunia kemungkinan akan diperparah dengan kembalinya pola cuaca El Nino di Samudra Pasifik tropis untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, yang diperkirakan akan meningkatkan suhu.

Suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menambah urgensi bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: Beruang Hitam Himalaya Bermain dengan Balok Es untuk Mengusir Rasa Panas

Dalam situasi di mana dua ekonomi terbesar dunia saling berselisih dalam masalah perdagangan hingga Taiwan, Kerry mengatakan kepada Wakil Presiden China, Han Zheng, pada hari Rabu bahwa perubahan iklim harus diatasi secara terpisah dari masalah diplomasi yang lebih luas.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah