Hamas mengajak "pejuang perlawanan di Tepi Barat" serta di "negara-negara Arab dan Islam" untuk bergabung dalam pertempuran melawan Israel, yang dituduh "menduduki" tanah Palestina secara ilegal.
Pejabat-pejabat Hamas menghubungkan kekerasan terkini ini dengan ketegangan yang sudah lama berlangsung antara Israel dan Palestina, terutama perselisihan seputar kompleks Masjid Al-Aqsa yang suci.
Situs ini dihormati oleh umat Islam dan Yahudi, dan memiliki sejarah panjang kekerasan, termasuk perang berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada tahun 2021.
Kejutan Israel pada Simchat Torah, salah satu hari suci dalam agama Yahudi, mengingatkan pada serangan mendadak yang memulai Perang Yom Kippur pada tahun 1973.
Kenyataan bahwa Hamas memilih hari ini, yang bukan hanya suci dalam agama Yahudi tetapi juga menandai 50 tahun peristiwa konflik tahun 1973, memiliki beberapa makna.
Media Israel telah memperingati Perang Yom Kippur dalam beberapa hari terakhir, dan banyak warga Israel pada hari Sabtu melihat kemiripan antara konflik saat ini dengan peristiwa beberapa dekade yang lalu.
Baca Juga: Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel di Kawasan Kompleks Masjid Al-Aqsa, 152 Orang Terluka
Sementara banyak warga Israel merencanakan untuk merayakan Simchat Torah, Hamas merusak suasana dengan menyerang menggunakan ribuan rudal sekaligus melakukan infiltrasi darat-laut-udara yang sensasional ke wilayah Israel, menewaskan ratusan orang.