Krisis Kesehatan Pasukan Israel di Jalur Gaza: Apa yang Terjadi?

- 6 Desember 2023, 17:00 WIB
Tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel terhadap Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam foto yang dirilis pada tanggal 13 November ini.
Tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel terhadap Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam foto yang dirilis pada tanggal 13 November ini. /Israeli Defense Forces/via REUTERS

ZONA PRIANGAN - Pasukan Israel yang ditempatkan di Jalur Gaza dilaporkan mengalami wabah penyakit saluran pencernaan dan keracunan makanan, seperti yang dilaporkan oleh media Israel.

Yedioth Ahronoth melaporkan pada hari Senin bahwa terjadi "peningkatan tidak biasa dalam kejadian penyakit usus di antara prajurit [Israel]".

Sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober, banyak restoran dan individu mendonasikan makanan kepada pasukan Israel, yang kemungkinan terkontaminasi selama persiapan, pengangkutan, atau penyimpanan, demikian dilaporkan.

Baca Juga: Kabar Terbaru: Kesepakatan Gencatan Senjata Hampir Tercapai antara Hamas dan Israel

Banyak prajurit mengalami gejala keracunan makanan, termasuk diare parah dan suhu tubuh tinggi.

"Diare telah menyebar di antara prajurit di selatan, di area perakitan, dan kemudian juga di antara prajurit yang pergi untuk bertempur di dalam Gaza," kata Tal Brosh, direktur Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Assuta di Ashdod, dikutip ZonaPriangan.com dari New Arab.

"Infeksi oleh bakteri Shigella, yang menyebabkan gastroenteritis, telah didiagnosis, dan ini adalah penyakit yang sangat serius yang juga menyebar di antara para pejuang di Gaza. Infeksi oleh bakteri Shigella terjadi melalui kontak langsung antara individu atau melalui makanan," tambah Brosh.

Baca Juga: Dokter Al Shifa Bantah Klaim Israel: Tak Ada Bukti Pusat Komando Hamas di Rumah Sakit

“Jika infeksi menyebar di antara 10 prajurit di sebuah kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mereka mencapai 40 derajat Celsius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak lagi layak bertempur dan mereka menghadapi risiko kematian,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: New Arab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x