ZONA PRIANGAN - Para jurnalis investigasi yang menggunakan perangkat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berhasil melacak jejak seorang buronan anggota Faksi Tentara Merah yang terkenal kejam, jauh sebelum polisi Jerman mengumumkan sebuah terobosan dalam kasus yang telah berlangsung selama 30 tahun tersebut pada awal pekan ini.
Daniela Klette, 65 tahun, seorang anggota kelompok militan kiri, ditangkap pada hari Senin di apartemennya di Berlin karena dicurigai melakukan serangkaian perampokan dan setidaknya satu kali percobaan pembunuhan antara tahun 1999 dan 2016 untuk membiayai kehidupan bawah tanahnya.
Polisi dan badan keamanan Jerman telah menuai kritik atas kegagalan mereka dalam beberapa penyelidikan yang bermuatan politik, tulis Reuters, 29 Februari 2024.
Baca Juga: Ukraina Mengklaim Telah Menembak Jatuh 3 Pesawat Tempur Su-34 Rusia
Para pembela mereka mengatakan bahwa undang-undang privasi yang ketat membatasi kemampuan mereka untuk menggunakan jenis alat yang ditingkatkan dengan kecerdasan buatan yang digunakan oleh podcast TV Jerman untuk melacak Klette tahun lalu.
Daniela Behrens, menteri dalam negeri negara bagian Lower Saxony di mana banyak kejahatan dilakukan, memuji penangkapan Klette sebagai terobosan besar dan penghargaan atas ketekunan polisi dan jaksa dalam kasus ini.
Namun, tahun lalu, sebuah podcast televisi ARD melacak Klette, salah satu dari tiga militan RAF yang masih dicari 26 tahun setelah kelompok itu mengumumkan pembubarannya, dengan memasang gambarnya dari pengumuman buronannya melalui alat pencarian gambar PimEyes.
Hasilnya adalah gambar-gambar daring seorang perempuan yang jauh lebih tua dengan nama "Claudia Ivone" yang, hingga pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, secara teratur ambil bagian dalam kancah Afro-Brasil di Berlin dan merupakan praktisi tarian bela diri Brasil, capoeira.