ZONA PRIANGAN - Ujub dan riya hampir serupa tapi beda tipis. Riya membuat orang suka pamer. Orang yang membanggakan diri disebut ujub.
Ujub menjurus pada perasaan kagum atas diri sendiri. Dan orang lain mungkin tidak mengetahuinya.
Merasa dirinya paling hebat, walaupun cuma dalam hati, itu sudah masuk kategori ujub.
Baca Juga: Umat Muslim yang Rajin Shalat Tahajud Mudah Terkena Penyakit Ini, Tak Terlihat tapi Mengerikan
Baca Juga: Mau Melaksanakan Shalat Tahajud, Ini Ada 13 Cara untuk Mengatasi Rasa Malas
Bahkan perilaku ujub kadang tidak disadari oleh pelakunya. Jadi ujub bisa diartikan penyakit hati yang paling tersembunyi.
Bagaimana bentuk ujub? Bisa aneka macam. Umat Muslim pun harus hati-hati dalam bertindak agar tidak tergelincir sifat ujub.
Contoh perilaku ujub antara lain:
- Orang yang rajin ibadah, merasa kagum dengan ibadahnya.
Baca Juga: Kalau Istri Menyuruh Tidur, Tolong Suami Menurut, Takdir Cuma Allah SWT yang Tahu
Baca Juga: Mengutamakan Kantor Terus, Pensiun Tidak Dapat Pesangon, Giliran Wafat Minta Disalatkan di Masjid
- Orang yang berilmu, merasa pintar dengan ilmunya.
- Orang yang cantik, merasa terpesona dengan kecantikannya.
- Orang yang dermawan, merasa paling bersedekah dengan kebaikannya.
- Orang yang berdakwah, merasa paling hebat dakwahnya.
Baca Juga: Untuk Hidup Bahagia Dunia dan Akhirat Cobalah Menghindari Tiga Perkara Ini
Baca Juga: Ada Tujuh Perkara yang Bisa Menerangi Kegelapan Alam Kubur, Umat Muslim Perlu Tahu
Sufyan At-Tsauri mengatakan, "Ujub adalah perasaaan kagum pada dirimu sendiri, sehingga kamu merasa lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain."
Padahal semua kelebihan yang kita dapatkan adalah kelebihan yang kita dapatkan dari Allah SWT.
Karena itu selayaknya kekaguman hanyalah kepada Allah SWT, bukan kepada diri sendiri.
Baca Juga: Ini Macam-macam Ilmu Pelet di Indonesia dan Ada Beberapa Doa yang Bisa Menangkalnya
Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Mengingatkan Pemilik Jimat Termasuk Melakukan Perbuatan Syirik
Ingatlah setan akan selalu menggiring manusia untuk masuk ke dalam pikiran berbangga kepada diri sendiri, agar amalan manusia tidak mendapat nilai.***