Cerita Motivasi Hari ini, Belajar Hidup dari Seekor Ayam

17 Oktober 2020, 07:01 WIB
Belajar Hidup dari Seekor Ayam, yang pantang menyerah dan tidak putus asa. /Zonapriangan.com/Muthia Razella

ZONA PRIANGAN – Banyak cerita inspirasi yang dapat dijadikan teladan bersumber dari kehidupan ‘hewan’. Terdengar agak aneh bagi kita manusia untuk mengambil inspirasi dari hewan yang nyata-nyatanya ‘tidak punya otak’.

Namun, tidak ada salahnya untuk mencontoh sifat hewat tertentu yang dapat dijadikan pelajaran hidup.

Benar kata orang bijak, ilmu itu bagaikan padi yang tercecer. Bisa kita temui dimana saja. Asalkan kita peka dan berusaha memaknai segala hal yang terjadi di hidup kita.

Baca Juga: Sebuah Kisah Menarik Tentang Tuhan, Tragedi Telur, dan Ketiadaan

Pagi ini, ada sesuatu hal yang membuatku tertegun. Disaat tengah asyik mengajak anakku jalan- jalan sambil menyuapinya, Tiba-tiba pemandangan ini membuat hatiku tersentuh.

Ada seekor ayam pincang yang tengah sibuk mengais rezeki. Ayam itu kemarin tertabrak motor. Lantas kakinya luka dan membusuk.

Empunya memutuskan untuk mengamputasi kakinya yang membusuk. Akhirnya ayam itupun kini hidup dengan satu kaki. Ia terpincang-pincang mematuk-matuk tumpukan sampah, mencari sisa makanan yang mungkin berserak.

Baca Juga: [CERPEN] Sepeda untuk Gaby

Dalam hati aku berkata "hebat sekali ayam ini. Mahluk Allah yang tidak diberikan akal, namun pantang menyerah dan tidak putus asa menghadapi cobaan hidup yang ia alami. Ia terus berusaha bertahan hidup dan tidak menyerah".

Mendadak, aku merasa malu pada diriku sendiri. Allah sudah anugerahkan banyak hal yang hebat pada diri kita, namun  rasa syukur itu langka terucap.

Bahkan kita terus menerus fokus pada kekurangan dan hal yang tidak kita miliki dan terus menyesalinya. Seandainya pun seorang dianugerahi Kangin dan bumi, niscaya semua ini tidak akan pernah cukup memenuhi hasratnya.

Baca Juga: Jika Kita Berprasangka Buruk, Hanya akan Datangkan Hal yang Buruk-buruk

Sebaiknya jika seorang manusia ditakdirkan untuk menjadi seorang tukang sapu jalan, hendaknya dia menyapu jalan sesempurna Michelangelo ketika melukis, seindah Bethoven ketika menciptakan musiknya, dan seagung Shakespeare ketika menuliskan puisi-puisinya.

Dia harus menyapu jalanan dengan begitu baiknya sehingga semua yang di langit dan di bumi ini ibaratnya terhenti untuk mengagumi dedikasi dan karyanya. Kita seharusnya bersyukur dan lakukan yang terbaik.

Ketika kesulitan dan masalah hidup terjadi, kita down, putus asa seakan Allah tidak adil.

Baca Juga: Bagaimana Cara Bertaubat Orang yang Bertato?

Lantas kita bertanya "God, why me?" Dan jika Allah menjawab " Why not?" Lantas kita sebagai mahluknya bisa apa? Selain ikhlas dan terus berusaha, karena itulah satu-satunya hak yang kita miliki. Allah adalah sang sutradara terhebat, maha perencana dan pemilik hak prerogatif atas hambanya.

 Semoga kita bisa yakin bahwa apapun yang terjadi adalah hal terbaik dari sang maha pemberi kebahagiaan sejati. Terima kasih ayam, untuk hari ini....mungkin besok masih ada padi-padi lain yang tercecer dan bisa kupunguti.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler