Istilah Nafsu Amarah Muncul Setelah Istri Raja Jatuh Cinta pada Anak Angkatnya

- 14 Januari 2021, 03:36 WIB
FOTO ilustrasi nafsu amarah selalu menggoda berbuat keburukan.*
FOTO ilustrasi nafsu amarah selalu menggoda berbuat keburukan.* /Pixabay /S. Hermann & F. Richter

ZONA PRIANGAN - Nafsu yang harus dihindari manusia, yakni nafsu amarah (nafs al ammarah bi as-su').

Nafsu tersebut mendorong manusia untuk berbuat kejahatan. Nafsu amarah selalu menyuruh berbuat keburukan.

Tapi tahukah kalau nafsu berbuat keburukan berawal dari kisah istri raja yang jatuh cinta pada anak angkatnya?

Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari

Dikisahkan Zulaikha, istri Raja Mesir Futifar al-Aziz, terdorong nafsu (berbuat keburukan) hingga menggoda anak angkatnya, Yusuf (sebelum diangkat jadi nabi).

Perbuatan nafsu Zulaikha itu dipergoki oleh suaminya. Zulaikha akhirnya minta maaf, mengaku bersalah, dan menyatakan tetap setia.

Zulaikha berkata, "Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yang dirahmati oleh Tuhanku...(Q. 12:53).

Baca Juga: Suami Harus Menunaikan Kewajiban Ini, Nomor 3 Jangan Sekadar Lampiaskan Nafsu Syahwat

Dari kisah Zulaikha itu muncul kata nafs al ammarah bi as-su' (nafsu amarah) yang cenderung melakukan perbuatan buruk.

Manusia sendiri memiliki dua sisi, yakni bentuk fisik (jasmani) dan jiwa (nafsu) yang tak tampak.

Selain nafsu amarah (nafs al ammarah bi as-su') yang harus dihindari, manusia memiliki dua nafsu lainnya yang cenderung baik, yakni:

Baca Juga: Saat Ziarah Kubur, Jangan Sampai Duduk di Atas Makam, Ini Akibat yang Bakal Ditanggung

Nafsu mutmainah (an-nafs al-mutmainnah), yang diterjemahkan sebagai jiwa yang tenang. Nafsu ini menempati tingkat tertinggi.

Mereka yang bisa menjalankan nafsu mutmainah dijanjikan masuk surga.

Ciri pribadi yang memiliki nafsu mutmainah, yakni tetap tenang dalam beriman.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Memiliki rasa aman dan terbebas dari rasa takut serta sedih di dunia.

Pribadi ini memiliki hati tentram karena selalu ingat akan Allah SWT.

Kemudian Nafsu lawamah (an-nafs al-lawwamah), yang diterjemahkan nafsu yang banyak mencela, mengeluh, dan menyalahkan.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Membuat Tato? Ini Penjelasannya Sesuai Hadis Nabi Muhammad SAW

Cuma yang dicela, dikeluhkan dan disalahkan adalah dirinya sendiri.

Nafsu lawamah termasuk nafsu yang mulia karena hanya orang Mukmin yang bisa menyesali dan menyalahkan dirinya sendiri.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x