Perayaan Idul Adha di Indonesia 'Diganggu' oleh Penyakit Mulut dan Kuku

- 7 Juli 2022, 13:00 WIB
Petugas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian memeriksa sapi di pedagang ternak untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Indonesia, 24 Juni 2022.
Petugas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian memeriksa sapi di pedagang ternak untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Indonesia, 24 Juni 2022. /REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Berdasarkan data dari pemerintah, lebih dari 317.000 hewan yang terinfeksi di lebih dari 21 provinsi di Indonesia, mayoritas di pulau terpadat di Jawa dan Sumatera, lebih dari 3.400 hewan telah dimusnahkan.

Kabar baiknya adalah, meskipun penyakit ini dapat mematikan bagi hewan ternak tapi penyakit ini tidak dianggap sebagai ancaman yang serius bagi kesehatan manusia.

"Antusiasme masyarakat untuk berkurban tidak berkurang, tetapi mereka lebih mengkhawatirkan kesehatan hewan," kata Muhammad Husein al Bana, pedagang ternak di Jakarta.

Baca Juga: Langit Berubah Menjadi Hijau di South Dakota, Ini yang Jadi Penyebabnya

Hingga Mei, wilayah Asia Tenggara itu telah bebas penyakit mulut dan kuku sejak 1986, sebuah status yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia pada 1990.

"Akhirnya keputusan berada di tangan konsumen," kata Iskandar Saputra, pembeli asal Jakarta yang berani mengambil risiko.

"Saya pikir sapi yang dijual di sini aman dan sehat," tambahnya.***

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x