Prio Budi Santoso: Ada 4 partai Politik yang Mengajak Bergabung untuk Pemilu 2024

- 9 Januari 2023, 06:00 WIB
Politisi Nasional yang juga mantan Wakil Ketua DPPRI Prio Budi Santoso.
Politisi Nasional yang juga mantan Wakil Ketua DPPRI Prio Budi Santoso. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Politisi senior yang juga Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 Prio Budi Santoso segera menentukan pilihan partainya di Pemilu 2024 mendatang. Saat ini ada 4 partai politik yang mengajaknya untuk bergabung.

Sebelumnya cukup lama berada di Partai Golkar hingga dan kemudian di pemilu 2019 melabuhkan diri di Partai Berkarya dan mengikuti pemili legislatif di daerah pemilihan Jawa Timur namun tak lolos hanya mendapat beberapa ribu suara tak cukup untuk bekal kei Senayan.

“Sekarang ada empat partai politik yang mengajak saya, semuanya yang mengajak saya bergabung adalah ketua umum partainya. Ada Pak Surya Paloh mengajak bergabung di Nasdem, Pak Hari Tanu juga mengajak langsung,” ungkap Prio.

Baca Juga: Prio Budi Santoso: Buzzer Menjadi Penyakit Demokrasi yang Akut dan Membahayakan

Karena yang mengajaknya adalah masing-masing ketua umum partai menurut Budi, dirinya mengaku agak bingung untuk menentukan pilihan tersebut, meski dirinya akan kembali terjun ke politik setelah di 2019 berlabuh di Partai Berkarya.

“Hingga sekarang belum menentukan pilihan, partai mana yang akan diambil. Saya akan istikharah dulu sebelum menentukan pilihan agar pilihan ini bisa lebih tepat, maslahat untuk semuanya, untuk partai, untuk negara, untuk masyarakat dan untuk kami keluarga,” ungkap Prio Budi Santoso yang enggan menjawab kapan waktunya untuk menentukan pilihan tersebut.

Baginya politik itu menyenangkan dan unik, sehingga kedepan akan segera menentukan pilihan partainya setelah benar-benar bulat sesuai petujuk nalurinya berdasar hasil solat istikharah.

Baca Juga: PVMBG: Erupsi Gunung Marapi Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 300 Meter

Disis lain dia menyebutkan rasa keptihatinannya dan disebutknya menjadi PR pada penyelenggaraan demokrasi, yang belum selesai adalah mengenai lahirnya penomena baru yang disebutnya varian penyakit demokrasi, lahirnya buzer. Menurut Prio,buzzer-buzzer ini menjadi penyakit demokrasi yang akut yang membahayakan. Karena mereka menipu opini publik seolah mereka berdengung, bersuara atas naman publik.

“Padahal keberadaanya membahayakan karena mereka membentuk opilini publik seolah suara publik, padahal sebenarnya mereka hanya menimbulkan efek perpecahan dan epek sosial” demikian Prio

Prio mengaku prihatin, karena ternyata sebagian buzzer itu dihidupi oleh para pembesar-pembesar, politisi dan pemegang kekuasaan dan itu warisan yang buruk bagi demokrasi. Hendaknya itu harus dihapus.

Baca Juga: BMKG Ramalkan Intensitas Hujan di Bandung Januari 2023 Turun

“Munculnya cebong dan kampret boleh berlaku sesaat tapi tidak dilestarikan yang ujungnya perpecahan. resikonya terlalu besar. Kita dikenal majemuk tapi masih bersatu, tapi ego kampret dilestarikan aduh kecewa berat,” Prio yang kini aktif di ICMi dengan jabatan sebagai Wakil Ketua Umum ICMI Pusat.

Dia mendorong mendorong campus-campus di Perguruan Tinggi agar sering mengadakan olah intelektual baik secara akademis maupun praktisi bagaimana pemilihan umum.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x