Konsumsi Sari Tebu dan Air Zam-zam, Sekretaris MUI Sembuh dari Covid-19

- 4 Agustus 2020, 13:34 WIB
MUHYIDIN, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah.*/HUMAS PROV. JATENG
MUHYIDIN, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah.*/HUMAS PROV. JATENG /

ZONA PRIANGAN - Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Muhyiddin punya pengalaman berharga setelah divonis terpapar Covid-19.

Selain menjalani prosedur sebagaimana layaknya pasien Covid-19, yakni isolasi mandiri, dia berikhtiar dengan mengonsumsi sari tebu dan air zam-zam.

Usahanya itu memberikan hasil, KH Muhyiddin lambat laun dijauhan dari virus corona dan kembali sehat.

Baca Juga: Tiga Mobil Honda Raih Poin, di Seri Formula 1 GP Britania Raya

Walau begitu, KH Muhyiddin mengaku sempat cemas, selama menjalani karantina selalu berdoa, mengingat sudah banyak pasien Covid-19 yang tak terselamatkan.

"Setelah tes dan dinyatakan positif (Covid-19), saya langsung menjalani karantina," ujar Muhyiddin saat ditemui di kantornya, Senin 3 Agustus 2020.

Selama karantina KH Muhyiddin memanfaatkan sari tebu dan air zam-zam untuk memperkuat imunitasnya.

Baca Juga: iPhone 12 Akan Dirilis dalam Dua Tahap karena Masalah Rantai Pasokan

"Memang Virus Corona ini tidak pandang bulu. Dari berita semua orang bisa kena dari yang miskin, yang kaya, orang besar dan kecil, serta dokter pun bisa kena. Ini yang membuat saya semakin cemas," tuturnya.

Tidak banyak yang dilakukan, namun ia terus berupaya demi kesembuhan. Komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan lewat media sosial.

Artikel ini sebelumnnya sudah tayang di Semarangku.com dengan judul "Mengaku Konsumsi Sari Tebu dan Air Zam-Zam, Kiai Sekjen MUI Ini Sembuh dari Virus Covid-19"

Baca Juga: Risma Menghilang Misterius, Orang Pintar: Masih Ada di Banjar

Ia pun mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kudus. Selain itu, ia diberi makanan, buah-buahan, sampai air zam-zam oleh petugas karantina.

"Kalau saya mantapnya usaha karena minum sari tebu dari Kudus. Itu karena resep dari adik saya. Selain itu air zam-zam. Tubuh saya terasa segar. Sari tebu saya minum tiga kali sehari, kalau air zam-zam dua kali," tuturnya.

Menurutnya, ia menjalani karantina hanya selama delapan hari, setelah dilakukan tes ulang sudah dinyatakan negatif.

Baca Juga: Sisi Lain Pemain Persib, Cucu Hidayat Senang Main Biliar, Yusuf Bachtiar Jago Main Bulutangkis

"Hanya delapan hari saya dikarantina. Setelah dites sudah negatif," imbuhnya.

Ia sendiri tidak tahu persis tertular dari siapa dan dimana. Dugaannya, karena sempat menerima banyak tamu untuk audiensi di ruangannya yang relatif terbatas. Selain itu, ia suka berbelanja di minimarket.

"Saya tidak tahu tertukar dari mana. Tapi pernah ada audiensi di ruang ini yang ternyata diikuti banyak orang. Tapi saya juga suka belanja di minimarket, mungkin bisa lewat uang kembalian," ungkapnya.

Baca Juga: Harga Emas Antam 1 Gram Sudah Tembus Rp 1 Juta Lebih

Dari pengalaman itu, ia berpesan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

"Saya sudah mematuhi protokol kesehatan, tapi setelah kena saya nambah ketat lagi," kata dia.

Muhyiddin juga mengutip Alquran yang menerangkan bahwa kewajiban menjaga diri dari tindakan yang membahayakan.

Baca Juga: Salmafina Malu-malu Kucing Kenalkan Bule, Sunan: Toni Bukan Calon Menantu

"Sesuai Surat Al Baqoroh ayat 195 dan dikuatkan qoidah Fiqhiyah laa dharara wala dhirara, yakni jangan berbuat yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Jadi mentaati protokol kesehatan wajib terutama bagi umat Islam," tegasnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan kepada ulama untuk dapat bersinergi dengan pemerintah dan ahli kesehatan dalam menentukan hukum terkait Covid-19.

"Saya mengajak umat Islam, tokoh, kiai hendaknya tidak berpikir sendiri seolah ijtihad, karena bukan bidangnya. Kita cukup bermadzhab kepada ilmuwan bidang virus dan penyakit," pintanya.

Baca Juga: 10 Pemain Tertua Sepanjang Sejarah Liga Champion

Dalam kesempatan itu, ia mendoakan ulama, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat yang telah meninggal dunia karena Covid-19 dapat diterima di sisi Tuhan. "Semoga yang telah meninggal dunia, meninggal Sahid," tandasnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Semarangku (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x