Kendati dari jumlah pecinta olah raga panjat tebing menurun drastis, namun mereka yang hadir berlatih selama ini terus bergelora semangatnya.
"Kami pun, selaku pembina merasa semakin bertambah semangat saja. Sampai kami harus patungan melakukan pengecatan papan panjat tebing, akibat tidak ada alokasi pemeliharaan dan pembinaan dari pemerintah selama ini," ujar Nana.
Baca Juga: Kampung Limushideung Ada di Pedalaman tapi Punya Jaringan Internet Mandiri
Lebih lanjut dia berharap kepedulian dan perhatian pemerintah di Kota Banjar. Termasuk kehadirannya bapak atau orangtua asuh yang peduli terhadap kemajuan olah raga panjat tebing di Kota Banjar.
"Panjat tebing Junior Banjar tahun 2016, atlet Nabila berhasil meraih juara ketiga pada Kejuaraan Provinsi Jabar. Diharapkan prestasi Banjar ke depan, terulang lebih baik lagi. Baik, even tingkat provinsi maupun nasional nantinya," ujarnya.
Olah raga panjat tebing, selain diperlukan kekuatan fisik, dikatakan dia, dibutuhkan juga kelenturan dan keluwesan penempatan tubuh ketika melakukan panjatan.
Baca Juga: Terdapat Pasien Covid-19, Sebuah Blok di Malausma Diisolasi
Menurutnya, ketika melakukan pijakan dan melintasi rute, saat itu diperlukan konsentrasi agar meraih puncak.
Saat panjat tebing, banyak faktor yang diperhatilan. Seperti halnya, keamanan (safety).
Untuk itu, diwajibkan memakai seperti harness, gri-gri, carabiner screw gate, carabiner gate, carabiner bent gate, runner, sepatu panjat dan alat keamanan lainnya.***