SD Sukasono 3 Diproyeksikan Jadi Sekolah Percontohan Berstandar AKB

17 Juli 2020, 14:24 WIB
WAKIL Bupati Garut, Helmi Budiman memeriksa air dari sumur bor yang dibuat di SDN Sukasono 3 sebagai persiapan pelaksanaan KBM tatap muka di era new normal.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Dalam rangka persiapan sekolah menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Jumat 17 Juli 2020 melaksanakan peninjauan ke SDN Sukasono 3, Desa Sukasono, Kecamatan Sukawening.

Saat ini, di SDN Sukasono 3 sendiri sedang dilaksanakan pengeboran untuk keperluan penyediaan air guna persiapan AKB.

Dalam melakukan peninjauan tersebut, Helmi ddampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Garut, Totong dan juga Kepala Dinas PUPR, Luna Avriantini.

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Kemenangan Persib Dibantu Air Kencing?

Menurut Helmi, segala sesuatu yang menyangkut dengan protokol kesehatan sudah benar-benar harus dipersiapkan pihak sekolah.

Hal ini sebagai antisipasi apabila suatu saat Menteri Pendidikan atau Gubernur menetapkan kapan sekolah tatap muka dimulai.

"Kalau sekolah tetap tidak berhenti, ya tatap muka yang kemungkinan bulan Januari atau Desember. Oleh karena itu kita persiapkan dari sekarang, agar sarana prasarana new normal dalam rangka belajar dengan protokol kesehatan benar-benar siap,” ujar Helmi.

Baca Juga: Walau Harus Netral, ASN Perlu Tahu Punya Hak Memilih dan Dipilih

Pada kesempatan itu, Helmi juga mengingatkan agar anak didik dibiasakan mencuci tangan pakai sabun dan tentu harus pakai air yang mengalir.

Sedangkan hingga saat ini, di Garut sendiri masih ada sekokah yang tidak memiliki air yang cukup.

Hasil pantauan di lapangan, tutur Helmi, masih banyak sekokah yang masih harus meminta air dari tetangga. Untuk saat ini akan diupayakan agar tiap sekolah bisa mempunyai sumber air yang tetap.

Baca Juga: Bukan Nostalgia, Ford Bronco 2021 untuk Mengalahkan Jeep Wrangler

Helmi mengaku sangat mengapresiasi upaya pihak SDN Sukasono 3 yang saat ini tengah menyediakan sumber air dengan cara melakukan pengeboran.

Dengan adanya sumur air, tentu ke depannya bisa menjamin ketersediaan air di sekokah ini sehingga kalau suatu saat mulai diberlakukan pembelajaran tatap muka, sekokah ini akan sudah siap dengan pelaksanaan protokol kesehatan.

Langkah ini dinilai Helmi bisa menjadi kesempatan untuk membangun sekolah dengan kecukupan air, selain keperluan lain untuk buang air besar, dan buang air kecil atau apapun yang diperlukan selama pembelajaran.

Baca Juga: Satgas Jaga Lembur Pastikan Kenyamanan Wisatawan

Selain itu, pihaknya memastikan sekolah tersebut memiliki kesiapan, baik kebiasaan memakai masker maupun thermo gun (pengukur suhu tubuh) dan persiapan bagaimana agar selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolahnya tetap menerapkan protokol kesehatan sekolah, seperti halnya physical distancing.

"Saat ini kami terus mengecek ke lapangan jangan sampai ada sekolah yang tidak memiliki sumber air. Termen pertama kita siapkan 100 titik pengeboran, SMP 50 titik dan SD 50 titk,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, menambahkan, di Garut saat ini ada 673 sekolah yang mengajukan untuk dibangun sumber air. Rencananya, pembangunan sumber air akan dilaksanakan oleh Dinas PUPR.

Baca Juga: Kapolres Banjar Serahkan Bantuan untuk Penderita Lumpuh

sepenuhnya mendorong sekolah-sekolah agar menjadikan lingkungan yang aman serta sehat lewat kegiatan belajar dengan membangun Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Hal itu bisa diciptakan melalui kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai langkah nyata pencegahan penularan Covid-19, khususnya nanti saat kegiatan belajar kembali aktif.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR, Luna Avriantini, mendukung upaya sekolah dalam menghadapi AKB. Dinas PUPR telah menerima usulan dari Dinas Pendidikan sebanyak 673 sekolah untuk penyediaan air bersih.

Baca Juga: Usaha Perhotelan di Garut Belum Normal, Kerja Karyawan Masih Bergantian

"Kami akan menyiapkan pengadaan layanan air bersih, tempat cuci tangan, minimal tiap ruangan 1. Selain itu ada juga MCK khusus guru, murid Iaki-laki dan wanita secara terpisah, serta WC septic tank," ucap Luna.

Luna menyebutkan, dekolah percontohan SD di era persiapan new normal ini akan jadi patokan untuk SD yang lain sebagai persiapan sekolah di era tatap muka nanti.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler