Lewat Storytelling Asah Kreatifitas dan Cara Berkomunikasi, Bisa Jangkau Generasi Muda Gencarkan Edukasi Gizi

- 18 Mei 2022, 22:28 WIB
Lewat storytelling asah kreatifitas dan cara berkomunikasi, bisa jangkau generasi muda gencarkan edukasi gizi.
Lewat storytelling asah kreatifitas dan cara berkomunikasi, bisa jangkau generasi muda gencarkan edukasi gizi. /dok. Yaici/

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Garis Cinta, Tayang Setiap Hari di SCTV Pukul 14.00 WIB, Kisah Pasutri yang Mencari Anak

Hal ini, lanjut Arif, diperparah dengan angka minat baca di Indonesia yang juga rendah. Pada tahun 2018, survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa persentase penduduk di atas usia 10 tahun yang membaca surat kabar atau majalah hanya 14,92%.

"Angka ini lebih rendah dari persentase 15 tahun sebelumnya (23,70%). Padahal, selama hampir 15 tahun, pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan nasional untuk mengatasi krisis literasi ini," paparnya.

Buruknya budaya literasi di Indonesia ini yang menjadi pemicu persoalan gizi buruk dan stunting yang tak kunjung usai.

Baca Juga: 142 Cerita Edukasi Gizi dan Fakta Kental Manis Karya Guru PAUD Siap Dibukukan YAICI dan Himpaudi

"Salah satu bukti rendahnya literasi masyarakat adalah masih ditemukannya susu kental manis dikonsumsi sebagai minuman susu. Dalam temuan kami baik data dari hasil survey maupun saat bertemu langsung dengan masyarakat, masih banyak yang beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu yang dapat dikonsumsi sebagai minuman susu," ungkapnya.

Menurut Arif, alasannya karena sudah terbiasa, ada yang merasa pernah mendengar aturan penggunaan susu kental manis, tapi tidak ingin mencari tahu. Ini menunjukkan literasi rendah, masyarakat tidak teredukasi.

Seperti diungkap Arif, pegiat literasi Maman Suherman yang sekaligus menjadi salah satu juri dalam kompetisi storytelling tersebut mengatakan hal yang sama, bahwa perjuangan mengajak orang berliterasi tidak hanya berhenti sampai BPOM mengeluarkan ketentuan tentang susu kental manis.

Selian itu, lanjut Maman, bicara literasi bukan hanya sekedar baca tulis, tapi mengerti apa yang di baca. Sebagai contoh, BPOM telah melarang penggunaan susu kental manis sebagai pengganti ASI. Tapi di rak-rak supermarket, produk ini berada berdampingan dengan susu.

"Lalu masyarakat beli dan dijadikan susu untuk anak. Kalau masyarakat sudah paham literasi, hal seperti ini tidak akan terjadi," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x