Orangtua Tak Perlu Beli Handphone, Guru Siap Mendatangi Rumah Siswa

- 6 Agustus 2020, 05:20 WIB
TENAGA Kependidikan SMPN Satu Atap Cikoneng Dadan Suhendan.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
TENAGA Kependidikan SMPN Satu Atap Cikoneng Dadan Suhendan.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Sebanyak 14 guru SMPN Satu Atap Cikoneng Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tidak memberatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui sistem daring atau jarak jauh, Rabu 5 Agustus 2020.

Para guru juga kerap turun ke lapangan untuk menemui para siswa, terutama di antara siswa yang tak memiliki handphone android, kuota atau lokasi permukiman rumah siswa yang mengalami kendala atau tidak terjangkau sinyal seluler.

"Kita tak memberatkan para siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui sistem daring. Terutama bagi siswa yang tak memiliki handphone android dan tak terjangkau sinyal seluler," kata Tenaga Kependidikan SMPN Satu Atap Cikoneng Dadan Suhendan, S.Pd.

Baca Juga: Pohon Tumbang, Satu Orang Meninggal dan Satu Lainnya Terluka

Selama ini para gurunya langsung mendatangi siswa di rumahnya atau mengadakan kegiatan belajar di sebuah tempat yang dekat dengan sejumlah rumah siswa tersebut.

Ia mengatakan, dari 251 siswa di lingkungan SMP tersebut, tidak semua siswa memiliki handphone.

Bahkan ada di antara rumah siswa yang tak terjangkau sinyal selular. Mengingat di antara permukiman siswa itu ada yang berada di kawasan perbukitan dan jauh dari jangkauan sinyal selular.

Baca Juga: Pemilik Kendaraan Bebas Denda Pajak hingga 23 Desember 2020

"Sebelum kegiatan belajar mengajar dengan sistem daring, kita sempat melakukan inventarisir untuk mengetahui sarana pendukung yang dimiliki siswa, di antaranya siswa yang memiliki handphone android maupun sebaliknya," ujar Dadan.

Dikatakannya, bagi para siswa yang tak memiliki handphone, sebelumnya pihak sekolah sudah lebih awal mensosialisasikan hal itu kepada para siswa.

"Siswa yang tidak memiliki handphone, orangtua siswa bisa melakukan komunikasi dengan para gurunya. Nanti, gurunya yang datang ke rumah siswa. Jadi para orang tua tidak perlu memaksakan diri membeli handphone android dengan harga ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah," tuturnya.

Baca Juga: Warga Banjar Tak Pakai Masker Kena Sanksi Pencabutan KTP

Apalagi saat ini, imbuh Dadan, situasi pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Sehingga tidak menutup kemungkinan bagi para orangtua siswa akan merasa keberatan untuk membeli kuota atau handphone android.

"Untuk kebutuhan makan saja, mungkin bagi orangtua siswa dari kalangan warga biasa akan merasakan berat. Terlebih bagi orangtua yang kerja di pabrik tekstil, yang semula bekerja enam hari dalam sepekan, kini dikurangi menjadi tiga sampai empat hari. Sehingga pendapatan ekononi mereka pun berkurang, sementara kebutuhan hidup bertambah," ungkapnya.

Lebih lanjut Dadan menuturkan, dampak pandemi Covid-19, bagi para guru tak kalah repotnya dalam memberikan pembelajaran melalui daring.

Baca Juga: Sebut IDI Kacung WHO, Giliran Dipanggil Kepolisian Jerinx Mangkir untuk Diperiksa

"Para guru itu harus siaga 24 jam. Coba saja, jam 11 malam masih ada siswa yang menanyakan tugas pembelajarannya," katanya.

Menurutnya, dalam kondisi pembelajaran saat ini, para guru pun tak boleh lengah dalam mengawasi anak-anak didiknya. Karena memberikan pembelajaran atau pendidikan kepada para siswa merupakan tugas dan kewajiban para guru.

"Namun dalam kondisi masih pandemi Covid-19 ini, kita sebagai bagian dari pelaksana lembaga pendidikan tetap mengutamakan keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi. Bagian dari rakyat itu adalah anak didik dan para guru," katanya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x