ZONA PRIANGAN – Beberapa ilmuwan telah mengungkapkan sebuah kalkulasi iklim yang tak menyenangkan, berdasarkan emisi gas rumah kaca.
Mereka memprediksi arus di Samudra Atlantik akan runtuh sekitar tahun 2060 bila tidak ada perubahan sebelumnya.
Para peneliti di Institut Niels Bohr dan Departemen Sains Matematis, Universitas Kopenhagen memperingatkan hal tersebut dalam jurnal sains Nature Communications, yang dilansir laman UPI.com, baru-baru ini.
atlanBaca Juga: Sturgeon Atlantik, Ikan Langka dari Era Dinosaurus Ditemukan di Pantai Timur Pulau Assateague Amerika Serikat
Mereka memperingatkan mengenai arus samudera yang berfungsi vital untuk mendistribusikan panas, dingin, dan curah hujan di antara kawasan tropis dan Atlantik bagian utara.
Para ilmuwan menggunakan data suhu samudera dari 150 tahun terakhir dan mengkalkulasi arus samudera tersebut, yang dikenal sebagai Sirkulasi Termohalin atau Sirkulasi Balik Meridian Atlantik (AMOC).
"Menggunakan perangkat statistik baru yang diperbaiki, kami melakukan kalkulasi yang memberikan perkiraan yang lebih baik, kapan runtuhnya Thermohaline Circulation ini terjadi, yang belum pernah kami lakukan sebelumnya,” ujar Prof. Susanne Ditlevsen dari Departemen Sains Matematika, Universitas Kopenhagen.
Lewat kalkulasinya, para peneliti menemukan arus samudera Atlantik kemungkinan besar akan berhenti dalam 34 tahun, sekitar tahun 2057.