Giganto, Kera Raksasa yang Pernah Ada di Bumi Punah karena Hal Ini

- 2 Maret 2024, 08:43 WIB
 Gambaran dari kera raksasa, G. blacki.*
Gambaran dari kera raksasa, G. blacki.* /Southern Cross University

Hal yang tidak terpecahkan dan hilangnya menjadikannya ‘Cawan Suci’ dalam disiplin ini,” kata paleontolog dan pimpinan studi Yingqi Zhang, seorang profesor di Akademi Sains China.

Dalam studi baru ini, para ilmuwan menganalisis fosil gigi yang tersisa, rekaman serbuk sari dan penanggalan geologis untuk menemukan bukti dari kematian kera raksasa tersebut dan menentukan garis waktu kemundurannya secara rinci.

Baca Juga: Hewan yang Pernah Dikirim ke Luar Angkasa, dari Kucing, Anjing, Kera hingga Laba-laba dan Ikan

Menggunakan enam teknik penanggalan yang berbeda untuk mempelajari fosil-fosil dan sedimen dari 22 gua di China bagian selatan, para ilmuwan mampu menentukan usia fosil yang tersisa dan membuat kronologi lengkap kepunahan kera raksasa tersebut.

Mereka menemukan bahwa 2,3 juta tahun yang lalu, selama akhir Pleistosin menengah (2,6 juta hingga 11,700 tahun yang lalu), kera raksasa tersebut menikmati makanan kaya buah-buahan dan tinggal di hutan lebat.

Namun, sekitar 600.000 hingga 700.000 tahun yang lalu, habitatnya ini mulai berubah dan secara berangsur-angsur menjadi padang rumput terbuka.

Baca Juga: Simpanse di Dua Kebun Binatang di Eropa Bisa Menikmati Panggilan Zoom dan Melihat Sesama Kera lewat Layar

Analisis fosil dan serbuk sari memperlihatkan bahwa selama periode tersebut, iklim dan tumbuhan menjadi lebih musiman dan ketersediaan air kurang konsisten karena kawasan tersebut mulai mengalami musim kering.

Selama waktu tersebut, G. blacki menjadi lebih besar, dengan meningkatnya jumlah makanan yang diperlukan, yang berarti terkurung di dasar hutan, di mana kemungkinan kera ini makan kulit kayu ketika buah-buahan yang disukali secara musiman tidak tersedia.

Kera raksasa tersebut juga memiliki penurunan jelajah geografis untuk mencari makanan di bandingkan dengan kera-kera besar lainnya.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah