Saat Terkena Tembakan Peluru dari KKB Papua, Iptu Anton Tonapa Terasa Kram dan Bahkan Sempat Mati Rasa

1 September 2021, 10:54 WIB
Kisah keberanian perwira Polisi Iptu Anton Tonapa yang dihujani peluru oleh teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. /Tangkapan Layar/Polri TV

ZONA PRIANGAN - Inilah kisah perwira Polisi Iptu Anton Tonapa yang mempunyai keberanian saat terkena tembakan peluru oleh teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Dikutip Zonapriangan.com dari Polri TV, Rabu 1 September 2021 Iptu Anton menceritakan kejadian itu bermula saat ia dipercaya menjadi komandan Tim (Dantim) Bravo 9 Belukar dan ditugaskan untuk menumpas kelompok teroris di Papua.

Iptu Anton bersama timnya melakukan observasi di Ilaga Kabupaten Puncak, Papua. Saat itu, regunya dihujani tembakan sebanyak tiga kali dan membidik rekannya, Bharada I Komang Wira Natha (yang saat ini berpangkat Bharatu Anumerta).

Baca Juga: Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno Minta Bulog Melelang Stok Beras Digudang, Agar Diganti dengan Beras Baru

Kemudian ternyata tembakan tersebut mengenai lengan, punggung, dan kaki Komang.

Sebagai seorang komandan, Anton mengatakan bahwa dirinya merasa sangat terguncang atas tertembaknya seorang prajurit yang berasal dari timnya.

Saat itu, ketika Komang masih meneriakkan rasa sakitnya, Anton merasa bahwa Komang masih bisa diselamatkan.

Baca Juga: Viral! Lesty Kejora Diisukan Hamil Duluan, Ayah Billar: Itu Rezeki

Oleh sebabnya dia meminta agar timnya melakukan evakuasi dengan sigap dan penuh kehati-hatian di tengah hujan peluru yang berasal dari bukit.

Komang berhasil diamankan oleh rekan-rekan satu timnya, tetapi penyerangan masih terus berlanjut sampai akhirnya timah panas yang berasal dari KKB Papua berhasil mengenai punggung Anton.

Dia menjelaskan, sontak tubuhnya terasa kram dan bahkan sempat mati rasa.

Baca Juga: Hasil Studi: Tiga Cangkir Kopi Sehari Dapat Menurunkan Risiko Stroke dan Penyakit Jantung

Refleks, Anton merebahkan tubuhnya dan mengamankan diri di tempat Komang sempat berlindung.

Baku tembak yang terjadi mengakibatkan helikopter evakuasi tidak dapat melakukan pendaratan. Ditambah lagi, mobil dan kendaraan lainnya juga tidak dapat digunakan untuk mengevakuasi mereka akibat medan yang terlalu ekstrem.

Walhasil, Anton bersama rekannya terpaksa diarahkan untuk melakukan evakuasi dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Jennifer Lopez Ceroboh Lupa Melepas Label Harga Jubahnya Ketika Tampil di Venesia, Italia

Padahal dalam kondisi ekstrem dan dihujani peluru itu, selain Komang dan Anton, terdapat pula Muhammad Syaifiddin yang terkena tembakan di bagian perut.

Kondisi tersebut mengakibatkan tim yang dipimpin Anton merasa terpukul. Terlebih ketika Komang menghembuskan napas terakhirnya sebelum mendapat perawatan di rumah sakit.

Suasana berkabung menyelimuti seluruh anggota tim yang terlibat. Akan tetapi, perasaan tersebut tidak menghentikan semangat perjuangan mereka.

Baca Juga: ISIS Menyiapkan Serangan Bunuh Diri Lagi namun Markas Mereka Diserbu dan 11 Gerilyawan Tewas

“Saya, dalam keadaan luka dan berdarah, berjalan kaki sejauh satu kilo,” tutur Anton.

Ketika telah mencapai medan dengan situasi yang lebih kondusif, helikopter yang berasal dari Polri akhirnya datang dan berhasil melakukan pendaratan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Polri TV

Tags

Terkini

Terpopuler