Setelah Viral di Medsos, Ridwan Kamil Tinjau Langsung Kali Rasmi

13 November 2021, 12:41 WIB
Setelah Viral di Medsos, Ridwan Kamil Tinjau Langsung Kali Rasmi di Desa Wangungharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. /Biro Adpim Jabar/Rizal FS/

ZONA PRIANGAN – Usai karantina tiga hari sepulang lawatan luar negeri, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil langsung meninjau Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Dalam peninjauan Gubernur minta warga khsususnya anak – anak muda dilibatkan dalam tim patroli sungai untuk memantau pencemaran di Kali Rasmi.

Pelibatan warga dan tenaga muda sangat penting karena dapat membantu kerja petugas dalam memantau kesehatan sungai. Menurut Gubernur, sumber pencemaran yang sempat viral di media sosial perlu dicari tahu dari mana.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 13 November 2021: Vera Menguji Kesetiaan Al pada Andin, Nino Berharap Lebih dari Katrin

Dari pengalaman penanganan DAS Citarum, pencemaran berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga atau domestik.

"Anak-anak muda di desa akan dijadikan patroli sungai. Patrolinya mencari sumber-sumber pencemaran,” ujar Ridwan Kamil di Kali Rasmi, belum lama ini.

Gubernur meminta patroli dilakukan pada malam hari dan atau sewaktu hujan. Menurutnya dua momen inilah yang kerap dimanfaatkan para pembuang limbah agar aksinya tidak ketahuan warga sekitar sungai dan petugas.

Baca Juga: Bom Kembali Meledak di Masjid Nangarhar saat Pelaksanaan Shalat Jumat, ISIS-K Mengaku Bertanggung Jawab

“(Patrolinya) Jangan di siang hari, kerjanya saat hujan dan saat malam. Kenapa sarannya terdengar aneh? Karena pencemaran berdasarkan pengalaman selalu dilakukan saat hujan berharap mengalir dengan air hujan, dan berharap enggak ada yang lihat pada malam hari," ungkap Ridwan Kamil.

Pemkab Bekasi, kata Ridwan Kamil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang. Air Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan.

"Meng-copy keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan,” jelas Ridwan Kamil.

Baca Juga: Refly Harun: Ganjar Pranowo Didukung Taipan Mungkin Hanya Isu, Percukongan Sudah Menjadi Rahasia Umum

“Kalau Citarum skala besar saja bisa kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa. Kuncinya adalah kekompakan itu," ucapnya.

Pola yang bisa diterapkan yakni pentaheliks melibatkan semua stakeholders mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media. Pada Citarum Harum, komunitas lingkungan, pelibatan TNI/Polri sangat gampang dilakukan dan efektif.

Diharapkan semakin banyak penjahat lingkungan yang takut membuang limbah karena tentara dan polisi memiliki karakteristik tegas dan mengedepankan NKRI.

Baca Juga: Pejabat Tinggi China: Kapitalis AS Bukan Demokrasi Sejati, Demokrasi Barat Didominasi oleh Kaum Pemodal

"Mari kita mulai tradisi melibatkan TNI/Polri dan komunitas. Selama ini kalau tidak melibatkan TNI/Polri, yang buang limbah tidak takut," beber kata pria yang kerap disapa Kang Emil.

Ia mencontohkan satu pabrik yang bebas membuang limbah bertahun – tahun, begitu ketahuan oleh TNI/Polri langsung didatangi.

"Waktu di Citarum juga sama, bertahun-tahun enggak ada yang takut. Waktu TNI Polri datang, langsung saluran limbahnya dicor. Tercatat ada 70 pabrik ngeyel kita bawa ke pengadilan,” terang Ridwan Kamil.

Baca Juga: Proyek Pembangunan Gerai Milik Pemda Majalengka Sebagian Ambruk

Sebelum ke pengadilan, sanksi sosial akan diberlakukan dengan meminta maaf secara terbuka kepada publik yang otomatis akan mempengaruhi citra baik perusahaan tersebut. Kemudian perusahaan akan dihukum dengan membuat berbagai fasilitas pengolah libah atau infrastruktur anti pencemaran.

Satu hal lagi yang harus ditiru adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mulai dari hal terkecil yakni tidak membuat sampah atau limbah cair ke sungai.

"Tidak bisa pemerintah membereskan berbagai urusan sementara sumber yang bikin banjirnya datang dari mereka-mereka yang buang sampah sembarangan," sebut Ridwan Kamil.

Dengan pola yang sama dengan Citarum, Gubernur optimistis penanganan Kali Rasmi dapat terselesaikan dengan cepat. Satu bulan pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan organisasi, termasuk membentuk tim muda patroli sungai tersebut.

“Pola Citarum akan dipakai untuk diterapkan di Kali Rasmi ini. Waktu satu bulan kita selesaikan organisasinya," imbuhnya.

Diketahui Kali Rasmi menjadi viral di media sosial dan diangkat media arus utama karena fenomena busa mirip awan ketika Gubernur Ridwan Kamil menghadiri Konferensi COP26 di Glasgow, Skotlandia belum lama ini. Kini setelah pulang dan karantina tiga hari, Gubernur langsung kerja memantau Kali Rasmi.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler