Minyak Goreng Kemasan Hilang dari Pasar Tradisional di Majalengka, Pedagang Takut Dituding Mainkan Harga

31 Januari 2022, 12:09 WIB
Minyak curah masih ada, minyak goreng dalam kemasan susah di dapat di pasar tradisional di Majalengka. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar

ZONA PRIANGAN - Seorang pemilik warung di Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka yang bernama Imas, kini hanya menyediakan minyak curah di warungnya dengan harga Rp20.000 per kg.

Hal itu terjadi karena minyak goreng dalam kemasan sudah tidak tersedia di grosir pasar tempatnya berbelanja.

Kondisi yang sama juga terjadi di warung milik Inah di kelurahan Cijati, Kecamatan Majalengka. Padahal mereka biasanya menyediakan minyak goreng kemasan biasa dengan isi 1 liter untuk memenuhi kebutuhan konsumen di sekitar rumahnya.

Mereka mengaku berusaha mencari minyak kemasan ke sejumlah ritel ternyata juga barang tidak tersedia dan penjaga gerai mengatakan, barang habis.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Senin 31 Januari 2022: Andin Mendapat Pesan Khusus dari Irvan yang Kondisinya Terus Memburuk

“Meser ka toko swalayan seep. Dongkap deui nyebat bade aya kintunan pek parebut dongkap kadinya tos seep. Ayeuna mah meser minyak curah wae nu penting aya, nu meser kaladangan. Harga mirah tapi barang teu aya, harga mahal tapi barang aya.

"(membeli ke toko swalayan tidak pernah ada, katanya habis. Ketika datang kembali untuk membeli minyak, ternyata kosong dan penjaga mengatakan akan ada pasokan, namun ketika pasokan ada langsung berebut dan tetap tidak kebagian barang. Sekarang membeli minyak goreng curah yang terpenting konsumen bia dilayani. Harga murah namun barangnya tidak tersedia, harga mahal barang tersedia),” ungkap Imas.

Sejumlah pedagang kelontong di pasar tradisional di Kabupaten Majalengka hingga kini mengaku belum mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan baru setelah ada harga baru yang ditetapkan pemerintah, padahal minyak kemasan lama telah ditarik oleh pihak distriburor.

Baca Juga: Pedagang Minyak Goreng di Pasar Tradisional Belum Turunkan Harga, Warga Menyerbu Minimarket dan Pasar Swalayan

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, para pedagang kini menjual minyak curah dengan harga Rp19.500 per kg.

Didi salah seorang grosir di Pasar Cigasong mengungkapkan, sejak adanya penurunan harga minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 dari pemerintah pasokan minyak goreng curahpun sangat terbatas, jika dalam seminggu biasanya dipasok dua kali sebanyak 6 drum masing-masing berisi 180 liter kini turun menjadi lima drum.

Untuk minyak kemasan, distributor telah menarik barang sejak beberapa hari yang lalu dan kini belum memasok kembali. Padahal didinya sudah diminta daftar pesanan dan telah mengisi pesanan sesuai kebutuah di tokonya.

Baca Juga: Perilaku Sakit Manajer Toko yang Mencapai Klimaks ke dalam Sepatu dan Menyerahkan ke Pelanggan untuk Dicoba

“Pesanan sudah diminta tapi barang belum juga datang,” ungkapnya.

Sejak dilakukan penarikan barang, di kiosnya kini hanya menjual minyak curah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Karena masih banyak konsumen yang membeli minyak curah di pasar walaupun harga belum disesuaikan.

“Kami belum menyesuaikan harga karena distributor juga masih tetap menjual harga lama. Konsumen tidak keberatan dengan harga lebih mahal karena mereka memahami harga pembelian kami juga mahal. Kami tidak mungkin juga menjual harga murah seperti yang dilakukan ritel karena pembeliannya mahal “ ungkapnya.

Baca Juga: Pekerja McDonald's Berbagi tentang Apa Gunanya Sendok McFlurry yang Berlubang - tapi Itu Bukan Sedotan

Hal senada disampaikan pedagang lainnya Nova Novia, yang menjual harga minyak curah dengan harga Rp 19.500 per kg. Minyak kemasan yang ada dikiosnya telah ditarik pihak sales sekitar lima hari yang lalu dan kini belum ada pasokan baru walaupun dirinya sudah diminta pesanan oleh pihak distributor .

“Sudah diminta pesanan tapi ditunggu belum juga datang, padahal biasanya pasokan minya datang setiap hari Selasa dan Rabu,” ungkap Nova yang mendapat pasokan minyak goreng dari distributor di Cirebon.

Dia berpendapat, jika pemerintah akan menurunkan harga minyak goreng sebaiknya mendahulukan pasar tradisional, karena konsumen kelas bawah lebih banyak berbelanja di pasar tradisional. Jika demikian maka peredaran uang dibawah pun akan banyak, berbeda dengan ritel, uang lebih banyak ditarik ke atas.

Baca Juga: Momen Ngeri Bikin Jantung Berdebar, Hiu Putih Besar Melompat ke Udara di Samping Perahu Terbuka Kelompok Turis

“Kalau ke pasar kan pasti masyarakat kecil, pedagang daun jati, pedagang lengkuas, ketika mereka mengirim barang ke pasar pasti sekalian belanja minyak dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Dengan begitu harga minyak murah akan dinikmati masyarakat kecil,” ungkap Nova.

Selain itu menurutnya itu akan menepis tudingan pedagang pasar mempermainkan harga. Padahal selama ini baik pemerintah maupun distributor belum pernah melakukan sosialisasi harga minyak apalagi memberikan subsidi harga minyak.

“Saat ini mungkin konsumen menuding kami pedagang pasar mempermainkan harga, membeli murah menjual tetap mahal. Padahal kan kenyataanya kami membeli harga minyak juga mahal sebesar Rp18.500 per kg, kami menjual Rp 19.500 per kg. Itu termasuk plastik untuk mengemas,” kata Nova yang kini hanya menyediakan beberapa kemasan minyak goreng premium.

Baca Juga: Pria Tua Meninggal di dalam Panti Pijat 'Happy Ending' Saat Bersama Nona Oraya di 'Sin City' Pattaya

Didi dan Nova mengatakan, jika pemerintah akan menurunkan harga minyak disemua tempat baik ritel maupun pasar tradisional, maka pihak distributor harus menarik semua barang dan mengganti dengan barang baru dengan harga yang sesuai HET pemerintah.
Atau barang lama tetap di pedagang, namun pemerintah atau distributor memberikan subsidi harga sesuai nilai kerugian yang dialami pedagang.

Sekretaris APSI Abdul Rojak mengungkapkan, hingga saat ini belum ada sosialsiasi soal penyesuaian harga baik dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Majalengka maupun dari distributor kepada pedagang pasar. Para pedagang pasar pun masih menjual dengan harga yang disesuai harga pembelian.

Baca Juga: Tips Penurunan Berat Badan: 7 Langkah untuk Memaksimalkan Latihan Anda

Palahal menurut Rojak, jika pemerintah akan menurunkan harga minyak sebaiknya UPTD pasar dan distributor melakukan sosialisiai terlebih dulu kepada para pedagang .

“Sekarang kami baru mendapat informasi dari APSI Pusat melalui grup WA yang diterbitkan pada 28 Januari 2022. Isinya soal rencana operasi pasar dan kami diminta mendata pedagang minyak goreng, alamat kios tempat berjualan, nomor telpon dan omset jualannya. Sedangkan dari pemerintah mah belum,” ungkap Rojak.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler